DINAMIKA PENGGUNAAN BANTENG DALAM LAMBANG PARTAI-PARTAI POLITIK (1955-1999): KAJIAN SEJARAH VISUAL

Reiza D. Dienaputra

Abstract


Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk merekonstruksi penggunaan banteng sebagai elemen visual dalam lambang partai-partai politik yang berhasil meraih kursi DPR dalam Pemilu 1955 hingga Pemilu 1999. Berbagai permasalahan berkaitan dengan keberadaan banteng dalam lambang partai-partai politik diungkap, seperti dinamika visualisasi banteng, eksplanasi sejarah dan budaya, serta pengaruh sistem politik terhadap visualisasi banteng dalam lambang. Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode sejarah, yang di dalamnya meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sebagai sebuah kajian sejarah visual, sumber utama yang digunakan adalah lambang partai-partai politik. Selanjutnya, untuk menganalisispenggunaan banteng dalam lambang partai-partai politik digunakan pendekatan seni dan disain, pendekatan politik dan pendekatan kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengunaaan banteng sebagai elemen visual dalam lambang memiliki akar sejarah yang panjang. Secara budaya banteng pun merupakan binatang yang akrab dzengan banyak suku bangsa di tanah air. Sebagai elemen visual, penggunaan banteng dalam lambang partai politik  pada umumnya hanya digunakan oleh partai-partai politik beraliran nasionalis. Namun demikian, representasi visual banteng dalam lambang mengalami dinamika yang menarik, tidak hanya karena kebutuhan partai politik tetapi juga disebabkan pengaruh sistem politik yang berlaku.

 

Abstract

This study aims to reconstruct the use of bulls as visual element in the symbols of political parties that were voted in the legislative (DPR) during 1955-1999 general election. The author reveals many dynamic use of bulls in political parties, including its visualization, historical and cultural explanation, and political system that influenced bull visualization on the symbols. The author conducts history method, covering critique, interpretation, and historiography. As a study of visual history, the research objects are the symbols of political parties. We approach the problem from many angles, including art and design, as well as political and cultural ones. The result finds that the use of bull as visual element in the symbol of political parties has a long root in the history of this country. Culturally, bulls are very familiar to many ethnic group in Indonesia, and generally they are used by nationalist parties. Nevertheless, visual representation of bulls has experienced an interesting dynamics: using bulls as symbol is not only for the benefit of certain political parties but it is also influenced by the political system applied at a certain time.


Keywords


lambang partai politik, banteng, sejarah visual, symbol of political parties, bulls, visual history.

Full Text:

PDF

References


Arsip

Indonesia. Arsip Nasional Republik Indonesia. Data Pemilihan Umum 1955 (Jumlah Kursi DPR Tiap Daerah). Koleksi Arsip Pemilihan Umum, 1971-1999, No. Inv. 1321, Jakarta: ANRI.

Indonesia. Arsip Nasional. Arsip Surat Suara Pemilihan Anggota Kon-stituante Tahun 1954 Daerah Pemilihan Sumatera Utara. Jakarta: ANRI.

Indonesia. Badan Perpustakaan Arsip Daerah Yogyakarta. Harian Daulat Rakjat, No. 287 Tahun 1955, 13 Mei 1955.

Panitia Pemilihan Daerah Tk I Jawa Barat.Arsip Brosur Pemilu 1977.

PeraturanPemerintah No. 66 Tahun 1951, tanggal 17 Oktober 1951.

Buku

Bachtiar, Harsja W. 2009. ”Raden Saleh: Bangsawan, Pelukis, dan Ilmuwan” dalam JJ Rizal (Penyunting), Raden Saleh: Anak Belanda, Mooi Indie & Nasionalisme. Jakarta: Komunitas Bambu.

Dewan Pimpinan Partai Nasional Indonesia. 1954. Partai Nasional Indonesia Manifes Pemilihan Umum. Djakarta.

Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image And Idea. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Keputusan Menteri Dalam Negeri/Ketua Lembaga Pemilihan Umum Nomor 90/LPU/Tahun 1976 tentang Nama dan Tanda Gambar Organisasi Partai Politik dan Golongan Karya Yang Dipergunakan dalam Pemilihan Umum Tahun 1977 serta Penentuan Nomor Urutnya.

Keputusan Menteri Dalam Negeri/Ketua Lembaga Pemilihan Umum Nomor 26 Tahun 1986 tentang Nama dan Tanda Gambar Organisasi Partai Politik dan Golongan Karya serta Penentuan Nomornya Masing-masing Yang Digunakan dalam Pemilihan Umum Tahun 1987.

Komisi Pemilihan Umum. tth. Pemilu 1999 Dalam Angka.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nurhasim, Ahmad. 2009. ”Menarik Konstituen dengan Lambang Partai”, arti, Edisi 014, April 2009.

Pringgodigdo, A.K.1980. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Rose, Gillian. 2007. Visual Methodologies. Second Edition. Los Angeles-London-New Delhi-Singapore: Sage Publica-tions.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Suryakusuma, Julia I. tth. API: Almanak Parpol Indonesia. Bogor: SMK Grafika Mardi Yuana.

Suryanegara, Ahmad Mansur. 1995. Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia. Bandung: Penerbit Mizan.

Suryanegara, Ahmad Mansur. 2009. Api Sejarah. Bandung: Salamadani Pustaka Semesta.

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Iklan Politik dalam Realitas Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Internet

http://www.kpu.go.id/ProPartai/1971/partai_1971.shtml

www.xenofobie.com/p/perspective-review.html, 20 Desember 2010




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v4i2.138

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License