KEBERADAAN KAMPUNG SENI JELEKONG DALAM MENUNJANG KEBUTUHAN EKONOMI RUMAH TANGGA

Irvan Setiawan

Abstract


ABSTRAK

Kampung Seni Jelekong telah lama menapakkan kiprahnya dalam bidang industri kreatif berbasis kebudayaan. Hasil yang dicapai adalah ketenaran Jelekong hingga ke mancanegara sebagai kelurahan di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung yang memproduksi lukisan dan kerajinan wayang golek. Berdasarkan pengalaman tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung memberikan predikat Desa Wisata melalui SK Nomor 556.42/Kop.71 – Dispopar/2011. Pengalaman yang telah dicapai sebagai kampung seni tentunya harus melalui proses yang cukup panjang. Di samping itu juga ada kiat-kiat tertentu yang menjadi pedoman mereka untuk tetap menekuni industri berbasis kebudayaan tersebut. Kiat-kiat yang tentunya harus memperhatikan unsur hobi, kemahiran, dan sektor pendapatan yang mereka terima selama bekerja sebagai seniman di Kelurahan Jelekong. Penelitian yang menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif ini menemukan adanya aspek ketekunan, strategi pemasaran, dan pola pembagian kerja yang bervariasi. Aspek ketekunan dicapai oleh para pelopor seni yang secara intensif mengajarkan pada warga Jelekong untuk berkecimpung dan mencari nafkah melalui pemberdayaan produk seni. Strategi pemasaran menuntut kreativitas mereka semaksimal mungkin baik melalui modifikasi karya seni maupun memperbanyak relasi mulai dari strategi door to door hingga membuka galeri seni. Pola pembagian kerja yang fleksibel, yaitu segi kualitas dan kuantitas seniman menjadi tolak ukur besaran pendapatan yang mereka terima untuk nantinya digunakan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. 

 

Abstract

Jelekong has been famous for its creativity in culture-based industry, especially in producing wayang golek paintings and handicrafts. It was awarded Desa Wisata (Village of Tourism) by the government of Regency of Bandung in 2011. This village has certain tips that guide them running the business, tips that combine many elements like hobby, skill, and income that  they receive during they are working as artists in the village. By conducting descriptive method and qualitative approach, the author finds that combination of persistence, marketing strategy and division of work are indirect factors for the artists to rely on art as their main income.


Keywords


Kampung Seni Jelekong, kebutuhan rumah tangga, art village of Jelekong, household needs

Full Text:

PDF

References


Abdurachmat, Idris dan E. Maryani. 1998. Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP. Bandung.

Andarina, Fika. 2006. Kehidupan Masyarakat Pengrajin Bata Merah di Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Colleta, J. Nat. 1975. “Sebuah Pendekatan terhadap Antropologi Terapan di Indonesia”. Dalam Kebudayaan dan Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Daldjoeni, N. 1997. Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek. Bandung : Alumni.

Hidayat, Tiggana Nur. 2010. Tinjauan Perubahan Bentuk Wayang Golek Panakawan Jelekong. Skripsi. Bandung: Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Ihromi, T.O (ed), 1996. Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kamus Umum Bahasa Sunda. 1992

Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru

---------------------, 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Kurniawan, I Made Ary. TT. “Kampung Seni”, dalam makalah. ITB: Bandung.

Makmur K., Ade. 2009. “Metode Penelitian Kebudayaan”, Makalah seminar Bimbingan Teknis Penelitian 2009. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung: Bandung.

Monografi Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun 2009

Monografi Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Tahun 2011

Naibaho, Roritskie H. 2009. “Pembantu Rumah tangga (Studi Antropologi Perkotaan tentang Pembantu dan Majikan)”, Skripsi, Medan: FISIP Universitas Sumatera Utara.

Priasukmana, Soetarso & R. Mohamad Mulyadin. 2001. “Pembangunan Desa Wisata : Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah”. Info Sosial Ekonomi Vol. 2 No.1

Putri, Vina Karina. 2011. Kajian Historis Pertumbuhan Industri Kerajinan Seni Lukis Jelekong di Kabupaten Bandung Tahun 1968-2000. Skripsi. Bandung: UPI.

Rosyadi, dkk. 2009. Pembuatan Wayang Golek di Kota Bogor. Bandung: BPSNT Bandung.

Sandi, I Made. 1985. Geografi Regional Indonesia. Jakarta : UI

Soenyoto. Soeparman. 2008. Pekerjaan dalam Dimensi Waktu. Yogyakarta: Syarikat.

Sumantri, Diaz. 2011. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung: UPI

Suryana, Jajang. 2002. Wayang Golek Sunda Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. Bandung : Kiblat.

Suryatna, Ayat. 1999. “Menjadi Tukang Gambar: Studi tentang Proses Transmisi Kemampuan Menggambar pada Masyarakat Jelekong – Bandung”, Tesis, Jakarta: Program Pascasarjana, Program Studi Antropologi, Universitas Indonesia.

Tarmidi, Lepi T., 1998. “Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran”, Revisi dan Updating Pidato Pengukuhan Guru Besar Madya pada FEUI, Jakarta, 10 Juni 1998.

Wahid, Abdurrahman. 1994. “Fungsi Wayang”, dalam Sinar Harapan Juni 1994, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v4i2.140

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License