SANG KURIANG UTUY T. SONTANI DAN MITOSNYA DALAM PERSPEKTIF SASTRA BANDINGAN

Yeni Mulyani Supriatin

Abstract


Abstrak

Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani dipandang sebagai drama fenomenal dalam sejarah sastra drama Sunda. Drama yang ditransformasi dari legenda Sangkuriang itu dikritisi sebagai drama yang paling inovatif jika dibandingkan dengan Sangkuriang pengarang lain. Artikel ini bertujuan menggali dan menelusuri makna  drama Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani dalam perspektif sastra bandingan. Topik utama dalam artikel ini berkaitan dengan pemikiran Sang Kuriang dengan mengangkat beberapa masalah (1) bagaimana pemikiran Sang Kuriang dalam menghadapi ketidakadilan? (2) bagaimana makna drama Sang Kuriang jika dibandingkan dengan mitosnya? Metode penelitian menerapkan teknik penelitian perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Utuy dalam drama Sang Kuriang telah berhasil “menghidupkan” kembali tokoh lama, Sang Kuriang yang telah menjiwainya dengan pikiran dan paham baru. Sang Kuriang karya Utuy tampil dengan versi dan makna baru yang berbeda dengan mitosnya. Sang Kuriang, drama dalam bentuk libretto karya Utuy Tatang Sontani dalam khazanah sastra drama Sunda ditempatkan sebagai drama Sunda pascakemerdekaan.

 

Abstract

            The Kuriang works Utuy Tatang Sontani regarded as phenomenal drama in the history of Sundanese literature. The Drama which transformed from the Sangkuriang legend, was criticized as the most innovative drama than other Sangkuriang author. This article aims to explore and discover the meaning of the Kuriang drama works Utuy Tatang Sontani in the perspective of comparative literatur. The main topic in this article related to the Kuriang's thought to raise the issue of (1) how the Kuriang thinking in the face of injustice? (2) how to play the Kuriang significance when compared to the myth? This research used the techniques of comparative research. The results showed that the Kuriang Utuy drama has managed to "revive" the old figure back, the Kuriang that has been animating with new thoughts and understanding. The Kuriang Utuy works performed with the new versions and different meanings to the myth. Utuy Tatang Sontani's  works, The Kuriang drama in the form of the libretto was the literary treasures of drama Sundanese post-independence .


Keywords


mitos, Sangkuriang, drama libretto, sastra bandingan, myths, Sangkuriang, the drama libretto , comparative literature.

Full Text:

PDF

References


Anonim. 1968. “Sangkuriang teh Pieunteungeun Lain Turutaneun”. Sipatahoenan, Tahun 1968 .

HT. Faruk. 2008. “Kisah Penjara Etis dan Filosofis: Analisis Lintas Budaya Atas Tembok Tidak Tinggi Karya A. Samad Ismail dan Mereka yang Dilumpuhkan Karya Pramoedya Ananta Tur dalam Jurnal Humaniora, Vol.20, No. 2 Juni 2008.

Kartini, Tini. 1982. “Sastra Lakon dalam Bahasa Sunda”. Jakarta: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Barat.

Kompas. 1979. “Utuy Tatang Sontani Meninggal di Moskwa Akibat Serangan Jantung”. Kompas, 19 September 1979.

Oemaryati, Boen. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Prajakusumah, A.S. 1981. “Gending Karesmen”. Jakarta: Kumpulan Drama Konvensi Tradisional.

Rampan, Korrie Layun.1980.“In Memoriam Utuy T. Sontani. Warnasari Th II, No. 13

Rosidi, Ayip. 1979. “Mengenang Utuy T. Sontani (1918—1979)”. Sinar Harapan, Jumat, 5 Oktober 1979.

______. 1966. Kesusastraan Sunda Dewasa Ini. Jatiwangi: Cupumanik.

______. 1989. Beberlayar. Jakarta: Girimukti Pasaka.

Soewargana, Oejeng. 1977. Gending Karesmen. Bandung: Ganaco.

Sutiasumarga, Rusman. “Sangkuriang”. dalam Pustaka dan Budaya, Th I, Nomor 3/I, September 1959.

Sontani, Utuy Tatang. “Pikiran Sang Kuriang”. Warga, 12 Februari 1957.

______. 1962. Sang Kuriang. Jakarta: Bharatara.

______. 1954. “Sang Kuriang Dayang Sumbi. Warga, Nomor 96, 97, 98 Taun ka IV, Mei 1954.

Toer, Prameodya Ananta. 1952.“Berkenalan dengan Utuy T. Sontani”. Nusa Suasana Th. I, 1 September 1952.

Wibisana, Wahyu. 1977. “Sebuah Tinjauan mengenai Kaidah-Kaidah Gending Karesmen dan Prospek Perkembangannya”. Bandung: UPI.

Zaidan, A. Rozak. 2005. “Revolusi dalam Sastra Drama Selepas Kemerdekaan (Dasawarsa 1950-an)” dalam Revolusi, Nasionalisme, dan Banjir Roman. Jakarta: Pusat Bahasa.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i3.169

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License