GERAKAN PROTES HAJI SARIP DI KABUPATEN MAJALENGKA 1947

Tia Dwi Nurcahya

Abstract


Abstrak

Penelitian ini menggambarkan gerakan protes yang dilakukan Haji Sarip terhadap Pemerintah Republik Indonesia tahun 1947 di Kabupaten Majalengka. Untuk merekontruksi permasalahan ini digunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah penelitian, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data digunakan studi literatur dan wawancara, yaitu mengkaji sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji dan mewawancarai saksi sejarah atau pelaku sejarah sebagai narasumbernya. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap gerakan protes yang dilakukan Haji Sarip di Kabupaten Majalengka tahun 1947. Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa simpulan: pertama, Haji Sarip melakukan gerakan protes terhadap Pemerintah RI dan desa karena kebijakan yang diambil pemerintah RI, yaitu kebijakannya India Rice (penjualan beras ke India dengan harga murah); kedua, Haji Sarip menganggap Pemerintah RI 1947 sudah gagal dan menyiakan-nyiakan hidup masyarakatnya sendiri, sehingga Haji Sarip akan mengubah tatanan pemerintahan dan menggantikannya dengan pemerintahan baru, yang berlandaskan sama rata sama rasa, sama warna, sama bangsa, dan benderanya putih hitam; ketiga, setelah Haji Sarip melakukan perlawanan terhadap pemerintah dengan cara melakukan provokasi terhadap masyarakat Kabupaten Majalengka, masyarakat dan pemerintah tidak tinggal diam, melainkan masyarakat bersikap antipati terhadap Haji Sarip dan Pemerintah RI menindak Haji Sarip dengan tuduhan membangkang pemerintah, meresahkan masyarakat, menghina tentara dan menjalankan penipuan.

 

Abstract

This study describes the movement of Haji Sarip protest against the Government of the Republic of Indonesia in 1947 at Majalengka. This research used historical method which consists of four steps of research: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The techniques used in data collection trough literature review and interviews, including reviewing the sources of literature relating to the issues being studied and interviewed witnesses or perpetrators of history. The purpose of this study is to reveal the protest movement Haji Sarip in Majalengka 1947. Based on the results obtained some conclusions: first, Haji Sarip protest movement against the Government and the village because of measures taken by the government of Indonesia, the Indian policy of Rice (rice sales to India with cheap price); second, Haji Sarip assume GOI 1947 has failed and wasted waste life of his own people, so that Hajj Sarip will change the system of government and replace it with a new government, which is based equally the same taste, same color, same nation, black and white flag; Third, after Haji Sarip resistance to the government by way of provocation against Majalengka community, society and the government is not standing still, but the people being antipathy towards Haji Sarip and the government crack down on charges Haji Sarip government's defiant, disturbing the public, insulting the army and run fraud.


Keywords


Gerakan protes, Haji Sarip, Majalengka, protest movement, Haji Sarip, Majalengka.

Full Text:

PDF

References


Arsip

Arsip Nasional. (1947). Provokasi Haji Sarip Desa Broejoelwetan, Salinan II. Nomor 57/R

Arsip Nasional. (1947). Gerak-Gerik Haji Sarip Desa Broejoelwetan, Salinan II. Nomor 58/R.

Buku

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Falah, M. 2008. Riwayat Perjuangan K.H. Abdul Halim. Jawa Barat: Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.

Frederick, W.H. 2005. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia.

Gottschalk, L. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Ismaun. 2005. Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan Bandung: Historia Utama Pers.

Kartodirdjo, Sartono. 1984. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.

______. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lucas, A. 2003. One Soul One Struggle, Peristiwa Tiga Daerah Revolusi dalam Revolusi. Jakarta: Resist Book.

Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.

Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta: Rineka Cipta

Widja, G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.

Jurnal, dan Skripsi

Mulyana, A. 2000. “Pergumulan Elite Sunda pada Masa Revolusi: Kasus Berdiri dan Bubarnya Negara Pasundan, 1947-1950”. Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, 1 (1), hlm. 49-57.

Zuhdi, S. 2013. “Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik Pemerintahan di Jawa Barat pada Masa Revolusi Indonesia”. Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, IV (7), hlm. 79-94.

Kurniadi, D. 2002. Karisidenan Priangan pada Masa Revolusi: Tinjauan Bidang Politik dan Militer (dari Proklamasi sampai Hijrah). Skripsi Program Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra. UI. Tidak Diterbikan

Internet

Anonim. “Bagian 4: Rezim Pendudukan”,

http://etan.org/etanpdf/2006/CAVR/bh/04-Rezim-Pendudukan.pdf, (diakses tanggal 8 Maret 2014).

Sumber Lisan/Informan

Djaidin (88 tahun). 2014. Ex Veteran, Pamong Desa Burujul Wetan, Pelaku Sejarah sekaligus Saksi Sejarah. Wawancara, Burujul Wetan, 23 April 2014.

H. Husein (90 tahun). 2014. Ex TNI sekaligus Pelaku Sejarah. Wawancara, Burujul Wetan, 22 April 2014.

H. Kusnan (84 tahun). 2014. Saksi Sejarah sekaligus Pelaku Sejarah. Wawancara, Jatiwangi, 22 April 2014.

H. Oi (85 tahun). 2014. Pelaku Sejarah. Wawancara, Burujul Wetan, 23 April 2014.

Iyang.(83 tahun). 2014. Saksi Sejarah. Wawancara, Burujul Wetan, 22 April.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i3.177

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License