PESINDO ACEH 1945-1952: ORGANISASI NASIONAL DI TINGKAT LOKAL

Sudirman Sudirman

Abstract


Abstrak

Penelitian berjudul “Pesindo Aceh 1945-1952: Organisasi Nasional di Tingkat Lokal” membahas Pesindo Aceh. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan mengapa muncul Pesindo di Aceh sehingga menjadi kekuatan politik dan peranannya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk pengumpulan data digunakan metode sejarah. Penggunaan metode sejarah dimaksudkan supaya mendapatkan data yang akurat. Melalui metode sejarah dilakukan studi secara mendalam sehingga diperoleh pemahaman yang menyeluruh dan akurat tentang Pesindo. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial-politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik elit Aceh bergabung ke dalam Pesindo karena asas kedaulatan rakyat yang ditawarkannya. Masyarakat bergabung ke dalam Pesindo yang sosialisme bukan berarti fundamen orientasi politik elit Aceh yang terikat kepada nilai atau simbol suku, kekerabatan, dan agama menjadi hilang. Kekhawatiran bahwa PKI (Partai Komunis Indonesia) akan mengambil alih Pesindo sebagai wadah organisasinya di Aceh merupakan bagian dari alasan diterimanya Pesindo di Aceh. Pesindo berperan aktif  dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terutama pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. 

 

Abstract

The research entitles “Pesindo Aceh 1945-1952: Organisasi Nasional di Tingkat Aceh” discussed Pesindo Aceh.  The purpose of the research is to explain the reason of Pesindo existences in Aceh that become one of the political powers and role in defending Indonesia Republic independence.  In collecting the data this research uses historical method in getting the accuracy of the data.  Through this method, we can gain the comprehensive and understanding, also accurate data about Pesindo.  The technique of collecting the data is through an in depth interview and library research.  This research also uses the socio-politics approach.  The result of the research found that tractive power of Aceh politicians which joined with Pesindo because they offer the principle of society sovereignty in Aceh.  The society merge with Pesindo which has the socialism principle is not because the Aceh elite politicians have bounding orientations in tribe, kinship, and religions will vanish, but the main purpose is worried of PKI (Indonesia Communist Party) will take over Pesindo as an Political Organizations in Aceh.  Pesindo have a great role in defending the Indonesian independence, especially in the era of revolutions. 


Keywords


Pesindo Aceh, organisasi nasional, politik, Pesindo Aceh, national organization, politics.

Full Text:

PDF

References


Buku

Abdullah, M. Adli. 2011. Membedah Sejarah Aceh. Banda Aceh: Bandar Publishing.

Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yoguakarta: Ar-Ruzz Media.

Ali, Abdullah et al. 1983. Sejarah Perjuangan Rakyat Aceh dalam Perang Kemerdekaan 1945-1949. Banda Aceh: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Arif, Abdullah. 1946. Di Sekitar Peristiwa Pengchiatan Tjoembok. Koetaradja: Semangat Merdeka.

Djamil, M. Junus. 2009. Gerakan Kebangkitan Aceh. Bandung: Bina Biladi Press.

Ghazaly, H.A. 1978. Biografi Prof. Ali Hasjmy. Jakarta: SOCIALIA.

Hamka. 1966. Kenang-Kenangan Masa Lampau. Kuala Lumpu: Pustaka Antara.

Hasjim, Twk. 1946. “Riwayat Gerakan Pemoeda (Pesindo) di Daerah Atjeh”. Naskah Ketikan. Kutaraja, 9 Februari 1946. Akan tetapi, menurut Ali Hasjmy, rapat dilaksanakan pada 21 Agustus 1945 di kantor Atjeh Sinbun, Kutaraja.

_____. 1947. “Pesindo dalam Sejarah”. Dalam Majalah Dharma No. 8. Tanggal 10 Desember 1947.

_____. 1964. “Perdjuangan Pemuda Atjeh Periode 1928-1945”. Makalah yang disampaikan pada seminar tentang Sejarah Perjuangan Pemuda di Aceh. Kutaraja: November 1964.

Hasjmy, Ali. 1985. Semangat Merdeka. 70 Tahun Menempuh Jalan Pergolakan dan Perjuangan Kemerdekaan. Jakarta: Bulan Bintang.

Indonesia. Kementerian Penerangan. 1953. Propinsi Sumatera Utara. Jakarta: Kempen.

Insider. 1950. Atjeh Sepintas Lalu. Jakarta: Archapada.

Jarahdam I/Iskandar Muda. 1972. Dua Windu Kodam-I/Iskandar Muda. Banda Aceh: Jarahdam-I/Iskandar Muda.

Jerri, D. Rose. 1974. Introduction to Sociology. Chicago: Rand Mc Nolly College Publishing Coy.

Kahin, George McTurnan. 1970. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca NY dan London: Cornell University Press.

Kementerian Penerangan RI. Republik Indonesia Propinsi Sumatera Utara. Jakarta: 1953.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka

Liddle, William. 1970. Ethnicity, Party and National Integration. London: Yale University Press.

Muhammad ZZ. 1947. “Bangunlah Serentak Menyusun Ekonomi Rakyat”. Dalam Dharma No. 8 tanggal 10 Desember 1947. Pidato ketua Badan Perbendaharaan, M. Yunad. Dalam Berita Conferentie Majelis Pesindo Daerah Atjeh ke-III.

Pikaar, A.J. 1998. Aceh dan Peperangan dengan Jepang. Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh.

Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Raliby, Osman. 1953. Dokumenta Historica. Jakarta: Bulan Bintang.

Reid, Anthony. 2011. Menuju Sejarah Sumatera. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sjamsuddin, Nazaruddin. 1999. Revolusi di Serambi Mekah. Jakarta: UI Press.

Sulaiman, M. Isa. 1994. Agresivitas, Revolusi, dan Pemberon-takan: Aceh 1942-1962.

_____.1997. Sejarah Aceh: Sebuah Gugatan terhadap Tradisi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Talsya, TA. 1990. Batu Karang di Tengah Lautan (Perjuangan Kemerdekaan di Aceh 145-1946). Jilid I. Banda Aceh: Lembaga Sejarah Aceh.

_____.1990. Modal Perjuangan Kemerdekaan (Perjuangan Kemerdekaan di Aceh1947-1948). Jilid II. Banda Aceh: Lembaga Sejarah Aceh, 1900.

_____. 1990. Sekali Republiken Tetap Republiken (Perjuangan Kemerdekaan di Aceh 1949). Jilid III. Banda Aceh: Lembaga Sejarah Aceh.

Volksteelling 1934. Inheemsche Bevolking van Sumatra deel IV. Departement van Economische Zaken, Balaira.

Surat Kabar

Majalah Dharma No. 8 tanggal 10 Desember 1947.

Surat Kabar Semangat Merdeka, 18 dan 27 Oktober, 6,8,10, dan 20 November 1945).

Surat Kabar Semangat Merdeka pada 29 November 1945).

Sumber Lisan

Abdullah (74 tahun). Sejarawan/Budayawan. Wawancara. Banda Aceh, 21 April 2013.

Ali Husen (86 tahun). Mantan Skojotai. Wawancara. Sigli, 14 Februari 2001.

Mahmud Ibrahim (84 tahun). Sejarawan/Budayawan. Wawancara. Takengon, 22 Maret 2013.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i1.183

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License