DAMPAK KAPITALISME PERKEBUNAN TERHADAP PERUBAHAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DI KAWASAN SUBANG 1920-1930

Iim Imadudin

Abstract


Abstrak

Sektor perkebunan memiliki peran yang besar dalam dinamika masyarakat Indonesia sejak masa kolonial hingga sekarang. Dengan kata lain, sejarah Indonesia  tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan. Keterkaitan itu yang mencuatkan pandangan bahwa sejarah kolonialisme Barat di Nusantara tidak lain adalah sejarah perkebunan. Hal tersebut tergambarkan dalam kenyataan, bahwa selama lebih dari satu abad, perkebunan menjadi aspek terpenting pada masa penjajahan. Berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia tumbuh sebagai konsekuensi logis kehadiran perkebunan. Berkembangnya industri perkebunan mengubah segi-segi kehidupan masyarakat secara mendasar dengan masuknya faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Di kawasan Subang, sejak awal abad ke-19, berdiri tanah partikelir Pamanukan dan Ciasem yang kemudian mengembangkan berbagai perkebunan besar yang berorientasi ekspor. Sejumlah perkebunan mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Hofland di pertengahan abad ke-19 sampai paruh pertama abad ke-20. Penelitian yang mempergunakan metode sejarah ini bertujuan menjelaskan keberadaan industri perkebunan dalam konteks perubahan kebudayaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat yang hidup dalam tradisi agraris tradisional  harus beradaptasi dengan ekonomi perkebunan. Selain itu, para pendatang yang berasal dari berbagai daerah juga memberi corak yang khas dalam perubahan budaya masyarakat. Budaya masyarakat yang terikat dengan ekonomi subsistensi berubah menjadi ekonomi uang sehingga terjadi perubahan kebudayaan.

 

Abstract

Plantage sector has a great influence on the dynamics of Indonesian society since the colonial era until now.  With other words, the history of Indonesia cannot be divided with plantage sector.  Colonialism in Nusantara was affected by the history of the plantage history itself. For more than one century, plantage became the most important thing in colonialism era.  Economic and social reality in Indonesia grows up as logical consequences of plantage appearance.  The dynamics of plantage sector has changed the society, especially with the entry of productions factor, such as land, labor, and capital.  In Subang area, since the beginning of the 19th century, pop out the private land of Pamanukan and Ciasem which branching out big company of plantation and focused on export.  Number of plantage faced rapidly grow in the middle of 19th until beginning of 20th century under the hand of Hofland as the leader.  The purpose of the research is to describe the existences of plantage industry in the context of culture changed in society.  The result of the research show us that the society who lived in traditional agrarian must adapt with the plantage economics.  Besides that, comers from many areas also influenced the changing of cultural society.  The culture of the society which bound up with the economy has changed become capitalist economy, in such a way changed the culture itself.


Keywords


kapitalisme perkebunan, perubahan kebudayaan, Subang, capitalism, plantage, cultural change, Subang.

Full Text:

PDF

References


Buku

Anonim. 1938. Short History of the Pamanoekan & Tjiassemlands. Tp.

Indonesia. Arsip Nasional. 1976. Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Barat). Jakarta: ANRI.

Asdi, Armin et al. 2007. Sejarah Kabupaten Subang. Subang: Disbudpar Kab. Subang.

ten Brink, Jan. 1894. Drie Reisschetsen. vierde druk. Leiden: A.W. Sijthoff.

Broersma, R. 1912. De Pamanoekanen Tjiassem Landen. Batavia: Drukkerij Papyrus.

Disbudpar Subang. 2002. Penyempurnaan Naskah Sejarah Kabupaten Subang. Subang: Disbudpar Subang.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, dan Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widayatama.

Kartodirdjo, Sartono dan Djoko Suryo. 1991. Sejarah Perkebunan di Indonesia: Kajian Sosial-Ekonomi.Yogyakarta: Aditya Media.

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Ledeboer. tt. Boschexploitatie op de Pamanoekan en Tjiasemlanden. Weltevreden: G. Kolff 7 co.

Mubyarto et al. 1992. Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan: Kajian Sosial-Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.

O’Malley, William. 1988. “Perkebunan 1830-1940: Ikhtisar”, dalam Anne Booth et al. Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta: LPES. Hlm. 228.

Padmo, Sugijanto. 2004. Bunga Rampai Sejarah Sosial-Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media.

_____. “Sejarah Kota dan Ekonomi Perkebunan”. Makalah disampaikan pada Diskusi Sejarah, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Kebuda-yaan dan Pariwisata Jogjakarta, 11-12 April 2007.

Pahan, Iyung. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993.

Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.

Pranoto, Suhartono W. 1995. Jawa (Bandit-bandit Pedesaan): Studi Historis 1850-1942. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo. Persada.

Stibbe, D. G. 1919. Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie. Tweede Druk. Deerde Deel (Soema-N). s’Gravenhage: Martinus Nijhoff.

Suparlan, Parsudi. 1995. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia: Kajian mengenai Perubahan dan Keles-tarian Kebudayaan Sakai dalam Proses Transformasi Mereka ke dalam Masyara-kat Indonesia melalui Proyek Pemulihan Pembinaan Kesejahteraan Masyarakat Terasing Departemen Sosial Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Syam. Nur. 2007. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LKis.

Wardini, Cici et al. 2010. Dari Bumi Pasundan Menembus Dunia; Perjalanan Panjang PTPN VIII. Bandung: PTPN VIII.

Weintraub, Andrew. 2010. Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia's Most Popular Music. New York: Oxford University Press.

Tesis dan Monograf

Effendhie, Machmud. 1990. Dari Tanah Partikelir P en T Menuju Tanah Merdeka: Draft Pendahuluan Monografi (KAB) Subang 1900-1968”. Bogor: Pusat Studi Pembangunan LP-IPB.

Imadudin, Iim. 2013. Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh di Tanah Partikelir Pamanukan dan Ciasem (1910-1969). Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Bandung: UNPAD.

Internet

Herdiani, Een. “Doger” Rekonstruksi Warisan Seni Rakyat dari Hiburan ke Pertun-jukan”, diakses dari http://www.een herdiani.net/2013/10/doger-rekonstruksi-warisan-seni-rakyat.html, Tanggal 5 Feb-ruari 2014, Pukul 11.19 WIB.

Prabaningtyas, Nurul. “Pertunjukan Tayub da-lam Analisis Dramaturgi (Studi Deskriptif Waranggana Tayub di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjung-anom, Kabupaten Nganjuk)”, diakses dari http://journal.unair.ac.id/ auto.search. php, Tanggal 16 Juni 2013, Pukul 23.00 WIB.

Purwanto, Bambang.“Menelusuri Akar Ketim-pangan dan Kesempatan Baru: Catatan Tentang Sejarah Perkebunan Indonesia” diakses dari http://sejarah. fib.ugm.ac. id/ artdetail.php?id=12, Tanggal 7 Oktober 2011 WIB.

Inglehart, Ronald and Wayne E Baker. “Modernization, Cultural Change, and the Persistence of Traditional Values”. American Sociological Review, Feb 2000. Accessesed from http://my.fit.edu /~gabrenya/cultural/readings/Inglehart-Baker-2000.pdf, date February 4th, 2014.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i1.187

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License