CIPATAT KOLOT: DINAMIKA KAMPUNG ADAT DI ERA MODERNISASI

Irvan Setiawan

Abstract


Abstrak

Kampung adat merupakan bagian dari aset budaya yang perlu dilestarikan. Rekapitulasi kampung adat di Provinsi Jawa Barat bersifat relatif karena masih ada beberapa kampung adat yang belum terdata, dan salah satunya adalah Kampung Cipatat Kolot di Desa Kiarapandak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Dinamika budaya akibat modernisasi membuat Kampung Cipatat Kolot menjadi sebuah kampung yang mengikuti perkembangan zaman. Aset budaya yang menjadi kunci sebuah kampung adat mulai luntur. Sementara itu, pendataan dan pengkajian mengenai Kampung Cipatat Kolot masih sangat minim. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi dan mengkaji aset dinamika budaya yang masih dimiliki Kampung Cipatat Kolot. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini menyimpulkan bahwa sangat disayangkan apabila aset budaya Kampung Cipatat Kolot tidak dilestarikan, salah satunya karena makam Buyut Cipatat sebagai sesepuh dan menjadikan Kampung Cipatat Kolot menjadi sebuah kampung adat masih sangat dihormati tidak hanya oleh warga sekitar tetapi juga kasepuhan dalam kesatuan adat Banten Kidul. Selain itu dinamika budaya masih belum begitu jauh yang ditandai oleh masih adanya upacara tradisional yang biasa dilaksanakan oleh kampung adat dalam wilayah kesatuan Banten Kidul.

 

Abstract

Traditional village as one of the cultural heritage should be conserved. The numbers of traditional village still in process of recapitulation.  One of traditional village is Kampung Cipatat Kolot in Desa Kiarapandak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.  The village is not holding the traditional ways anymore; they live long with the modernization.  The cultural asset vanished. Meanwhile, there’s still lack of data and research about Cipatat Kolot village. This research tries to explore and examine the cultural heritage existence of Kampung Cipatat Kolot.  Using qualitative method, the research concludes that the cultural assets of Kampung Cipatat Kolot were not perpetuated.  One of the cultural assetsthat should be conserved is the grave of Buyu Cipatat which is well known as an elder. It should be conserved because of his name Kampung Cipatat Kolotis respected by other traditional village and in the line of Banten Kidul customs. 


Keywords


Dinamika, Cipatat Kolot, Kampung adat, Dynamics, Cipatat Kolot, Traditional Village.

Full Text:

PDF

References


Buku

Bidang Kebudayaan Disbudpar Provinsi Jabar, 2009. Data Kampung Adat di Jawa Barat, Bandung: Bidang Kebudayaan Disbudpar Provinsi Jabar.

Kartika. 2010. “Studi Kasus Perubahan Kosa Kata Sunda Kabupaten Bogor”. Tesis. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi Linguistik. Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Cet. 3. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. tt. “Antropologi Hukum”, dalam Jurnal Antropologi No. 47.

Harwantiyoko, dan Neltje F.Katuuk. tt. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Gunadarma

Ihromi, T.O. 1989. “Beberapa Catatan mengenai Perkembangan Antropologi Hukum sebagai Disiplin Akademik Indonesia”, dalam Jurnal Antropologi no. 47.

Nugraheni, Endang dan Adi Winata. 2002. “Kearifan Tradisional Masyarakat Kasepuhan Halimun Ditinjau dari Aspek Kelestarian Lingkungan”. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Studi Indonesia, Lembaga Penelitian–Universitas Terbuka.

Setyaningrum, Ary. 2011. “Dinamika Kesenian Lenong Betawi 1970-1990”, Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia.

Internet

“Ziarah Salembur Kasepuhan Adat Cipatat Kolot Sukajaya Bogor”, http://kalakay-jasinga.blogspot.com/2009/11/ziarah-salembur-kasepuhan-adat-cipatat.html tanggal 16 Nopember 2009.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/ptj.v6i2.194

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License