KIAT PENJUAL MAKANAN TRADISIONAL DALAM MENEMBUS PASAR

Ria Intani T.

Abstract


Abstrak

Memasuki zaman globalisasi dapat dikatakan segalanya serba modern. Tidak heran kalau kemudian orang mulai meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional. Fenomena yang cukup menonjol terjadi pada makanan. Makanan dengan nama-nama asing booming hingga menomorduakan makanan tradisional. Itu dulu. Belakangan, beberapa makanan tradisional kembali bangkit dan bahkan booming di kalangan anak muda khususnya. Makanan yang dimaksud adalah seblak.  Penelitian tentang fenomena ini sangat penting untuk mengetahui kiat-kiat apa yang dilakukan pegiat makanan tradisional hingga makanan yang diproduksinya dapat diterima kembali di era sekarang ini. Dari kiat-kiat tersebut bukan tidak mungkin dapat dijadikan model untuk membangkitkan kembali jenis makanan tradisional lainnya dari keterpurukannya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan tradisional, dalam hal ini  seblak, dapat diterima  kembali kehadirannya di tengah-tengah makanan modern. Keberterimaan tersebut tidak lain karena pelaku usaha mau terus belajar, membuat inovasi, dan melihat budaya sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan sebuah aktivitas, merupakan sebuah  produk dan ide, sekaligus proses belajar. 

 

Abstract

Entering the era of globalization can be said of everything modern department. No wonder then people started leaving things that related to the traditional thing. The phenomenon is quite prevalent in the food. Foods with foreign names booming until subordinated the traditional food. That was then. Later, some of the traditional foods arise and even boom among young people in particular. The food in question is seblak. Research on this phenomenon is very important to know what tips do traditional food producer to produced acceptable food in this era. From the tips it is not possible that the models could be used to revive other types of traditional food. This is a descriptive study with a qualitative approach. The results showed that the traditional food, in this case seblak, be welcomed back its presence in the midst of modern food. Acceptance is not because businesses want to continue to learn, to innovate, and to see culture as something dynamic. This suggests that culture is an activity, is a product and ideas, as well as the process of learning.


Keywords


kebangkitan, makanan tradisional, seblak, arise, traditional food, seblak.

Full Text:

PDF

References


Jurnal, Makalah, Laporan Penelitian

Gufron, Ali. “Sistem Pengetahuan Tradisional Masyarakat Petani Desa Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur” dalam Jurnal Patanjala Vol. 4 No. 3 September 2012 hlm. 513.

Kartawinata, Ade Makmur., Ria Andayani S., Ali Gufron, Nina Merlina, Yuzar Purnama, Iwan Roswandi, T. Dibyo Harsono, Hary Ganjar Budiman. Kajian Nilai Budaya Lokal Masyarakat Jatigede, Laporan Penelitian. BPNB Bandung 2013.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. “Peran dan Fungsi Nilai Budaya dalam Kehidupan Manusia”, Makalah dalam Diklat Peneliti Tingkat Lanjutan, Jakarta, 15-22 Januari 2007.

Putra, Heddy Shri Ahimsa. “Budaya Bangsa, Jati Diri dan Integrasi Nasional Sebuah Teori” dalam Jurnal Sejarah dan Nilai Budaya Nusantara Edisi Perdana Tahun I 2013 hlm. 11.

Sulistiyono, Singgih Tri. “Revitalisasi Nasionalisme melalui Penguatan Ketahanan Budaya Bangsa” dalam Jurnal Sejarah dan Nilai Budaya Nusantara Edisi Perdana Tahun I 2013 hlm. 20.

Yufiza. “Revitalisasi Makanan Lokal” dalam Jurnal Jnana Budaya Edisi 15/VIII/2010 hlm 146.

Buku

Andayani S., Ria. 2006. “Makanan Tradisional Masyarakat Betawi”, dalam Ani Rostiyati dan Toto Sucipto, Budaya Masyarakat Betawi, Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, hlm. 120 dan 186.

Kusumah, Siti Dloyana dan H. Ahmad Yunus (ed). 1986. Makanan: Wujud Variasi dan Fungsi serta Cara Penyajiannya pada Orang Sunda Daerah Jawa Barat. Depdikbud: Proyek IDKD.

Koentjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Merlina, Nina. 2006. “Makanan Tradisional Masyarakat Banten”, dalam Adeng dan Sindu Galba. Sistem Teknologi Tradisional,

Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, hlm. 95-96.

Satjadibrata, R. 1954. Kamus Basa Sunda. Djakarta: Perpustakaan Perguruan Kementerian P. P Dan K.

Saebani, Beni Ahmad. 2012. Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Van Peursen, C. A. 1985. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i2.202

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License