PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK (1957-2004)

M. Halwi Dahlan

Abstract


Abstrak

Indonesia yang dianugerahi lautan demikian luas membuat negeri ini mendapat julukan negeri bahari. Di atas permukaan laut terdapat gugusan pulau-pulau yang terhubung oleh sarana transportasi perairan dari kapal kecil sampai kapal-kapal besar. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya pelabuhan untuk tempat sandar kapal-kapal tersebut yang disebut Pelabuhan Penyeberangan. Dari beberapa pelabuhan penyeberangan tersebut salah satu di antaranya adalah Pelabuhan Penyeberangan Merak. Pelabuhan Merak adalah perintis pelabuhan penyeberangan yang dibangun pada tahun 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pelabuhan yang memiliki tujuan politis kolonial ketika dibangun, kemudian menjadi aset bangsa Indonesia setelah merdeka. Bagi Propinsi Banten yang memiliki arah kebijakan angkutan laut dengan visi dan misi sebagai "Propinsi Pelabuhan Terkemuka di Indonesia”, kehadiran pelabuhan ini menjadi aset ekonomi strategis.

 

Abstract

Indonesia is blessed with wide ocean makes this country gets maritime country epithet. Above sea level, there are clusters of islands are connected by means of water transportation from small boats to large ships. This causes the port needed to place these ships relied called Harbour Crossing. Of the several ferry ports are one of them is The Port of Merak Crossing Merak port is the pioneer that was built in 1912 by the Dutch East Indies government. Port, which has a colonial political purposes when it was built, later became a national asset for Indonesia after independence. For Banten Province who have marine transportation policy direction with the vision and mission as "Provincial Leading Port in Indonesia", the presence of this port becomes a strategic economic asset.


Keywords


sejarah, pelabuhan penyeberangan, Banten, history, crossing port, Banten.

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Indonesia, 2004.

Cilegon dalam Angka 2003 dan 2004. Cilegon: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon. Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah, (Terj. Nugroho Notosusanto), Cet. V. Jakarta: UI-Press. Kuntowijoyo, 1999. Pengantar Ilmu Sejarah. Cet. III. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Wasistiono, Sadu. Dkk, 2002. Pengelolaan Sektor Perhubung-an dalam Rangka Penyelengga-raan Otonomi Daerah. Bandung: Fokusmedia.

Surat Kabar dan Internet

Harian Sinar Harapan. Edisi 1 Nopember 2003. Lima Kapal Penyeberangan Merak-Bakau-heni Masuk Dok. Harian Media Indonesia. Edisi 25 Nopember 2004. Kondisi kapal-kapal feri di Pelabuhan Merak www.kompas.com Edisi: 30 November 2004. Selat Sunda Pasang Laut.

www.pikiran-rakyat.com Edisi: 24 November 2004. Sukarelawan Bantu Pemudik Di Merak.

www.pikiran-rakyat.com Edisi: 28 November 2004. Dinilai Lebih Mahal dari Ketentuan ASDP Mempertanyakan Kebijakan Harga BBM.

Wawancara

Ahmad, Saepudin (50 tahun) Bagian Operasi ASDP, Wawancara, Merak, 8 Juli 2006.

Cik Jen (54 tahun). Manager SDM dan Umum. Wawancara, Merak, 8 Juli 2006.

Endang (33 tahun). Pegawai Hotel Anda. Wawancara, Merak, 8 Juli 2006.

Widanto, Herry (48 tahun). Asisten Supervisi. Wawancara, Merak, 8 Juli 2006.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v2i1.212

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License