PERKEMBANGAN ETNOPRENEURSHIP DI GARUT 1945-2010
Abstract
Abstrak
Semangat kewirausahaan dalam konteks kesukubangsaan masih sedikit
mendapat perhatian. Minimnya perhatian tersebut terbatas pada etnis-etnis tertentu
saja yang dikenal memiliki jiwa etnopreneurship. Penelitian ini berupaya memberikan
gambaran bahwa dinamika internal sukubangsa Sunda yang tinggal di Garut
memperlihatkan wataknya yang entrepreneurship. Selama ini Garut lebih banyak
dikenal sebagai wilayah dengan kekayaan alam yang potensial sehingga menjadi
daerah tujuan wisata yang penting. Selain itu, kekayaan kuliner juga sudah menjadi
pengetahuan bersama masyarakat Jawa Barat pada khususnya. Sementara itu,
pengembangan sumber daya manusia dalam konteks kultural jarang diungkap.
Kekhasan ekonomi kreatif di daerah ini terletak pada spesialisasi profesi masingmasing
desa. Meski masih terlalu dini, agaknya konsep one village, one product (satu
kampung, satu produk) cukup tepat ditempatkan dalam konteks kewirausahaan di
Garut. Tradisi merantau secara terbatas menunjukkan karakter khas masyarakat di
wilayah Garut. Ada yang menetap dalam waktu yang cukup lama di wilayah lain.
Akan tetapi, sebagian terbesar kembali pada waktu-waktu tertentu, bahkan menjadi
comutter secara intensif.
Penelitian ini mencakup tiga bidang usaha yang berbeda, yaitu usaha batik
garutan, industri kulit Sukaregang, dan tukang cukur Banyuresmi. Ketiga objek
telitian tersebut dipetakan menurut dua kategori: kota-desa, surplus-minus. Sumber
primer berasal dari wawancara lisan dengan para informan yang terlibat dengan
aktivitas kewirausahaan. Sementara itu, sumber sekunder dari literatur. Kajian
mengenai semangat kewirausahaan dalam konteks kesukubangsaan menjadi penting
di tengah usaha untuk mengembangkan local genious di bidang ekonomi kreatif.
Abstract
The paper was based on the fact that exposing cultural context of human
resources is not common in our country. This research tries to describe the great
entrepreneurship of the Sundanese of Garut. They used to wander about (merantau)
and commute very intensively to trade to other cities or regions. The uniqueness of
the city is that every village has its own specialty. This research covers three kinds
of business: batik garutan (a kind of batik with spesific motifs of Garut), leather
industry in Sukaregang and barbers of Banyuresmi. Data were collected through
interviews and bibliographic studies. The author came into conclusion that the study need for
of entrepreneurship (in ethnical context) is very important in developing local genius
in creative economy.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR SUMBER
Buku dan Artikel
Cahyana. Indra. 2007.
Peran Pemerintah Daerah dalam
Mengembangkan Klaster Industri
Kulit di Kabupaten Garut. Tugas
Akhir. Semarang: Fakultas Teknik
UNDIP.
E f f e n d i , N u r s y i r w a n . 2 0 0 2 .
“Etnopreneurship di Tanah Melayu:
Kasus di Kota Pekanbaru”, dalam
Sastri Yunizarti Bakry dan Media
Sandra Kasih, Menelusuri Jejak
Melayu-Minangkabau. Padang:
Yayasan Citra Budaya Indonesia,
hlm. 229-248.
“Endies Leather Company, Memasok
Bahan Baku Kulit Berkualitas
Hingga ke Mancanegara”, dalam
Majalah Kina (No.5-2007)
Departemen Perindustrian RI.
Kuntowijoyo. 1994.
Metodologi Sejarah. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Martson, Doris Riker. tt.
Sebuah Pedoman untuk Menulis
Sejarah. Wr i t e r ’s Di g e s t ,
Cincinatti, Ohio.
Nur, Muhammad.
“Metodologi dalam Ilmu Sejarah
dan Pendekatan Sejarawan”.
Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, No. 4, Vol. II (Desember
.
Rakhmat, Jalaluddin. 1999.
Rekayasa Sosial: Reformasi atau
Revolusi? Bandung: Rosda.
Sofianto, Kunto. 2001.
Garut Kota Intan: Sejarah Lokal
Kota Garut Sejak Zaman Kolonial
Hingga Masa Kemerdekaan.
Jatinangor: Alqaprint.
Internet
“Desa Bagendit, Daerah Penghasil Ribuan
Tukang Cukur”, http://datahardisk.
blogspot.com/2010/06/desabagendit-
daerah-penghasil-ribuan.
Informan
Hj. Saodah, Ciledug
H. Gemi, Sukaregang
Ade Kanta, Bagendit
Engkus Kosasih, Parung
Renal, Bandung
html, diakses tanggal 12 Agustus
Makhasin, Luthfi.
Islamisasi dan Masyarakat Pasar:
Sufisme dan Sejarah Sosial Kota
Sokaraja, dalam http://lafadl.
wordpress.com, diakses 10 Maret
“Perkembangan Ekonomi Kreatif di
Indonesia”, dalam http://www.
ristek.go.id, diakses tanggal 2
November 2011.
“Swiss van Java”, dalam http://cetak.
kompas.com, diakses tanggal 4
April 2009.
DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v3i3.262
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Patanjala Indexed by :
ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.