GEDUNG MERDEKA SEBAGAI OBJEK WISATA DI KOTA BANDUNG
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya yang diperlukan bagi pengembangan fungsi Gedung Merdeka sebagai objek wisata. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, Gedung Merdeka belum dimanfaatkan secara optimal sebagai daya tarik wisata dan kurangnya fasilitas wisata di gedung tersebut. Gedung Merdeka memiliki daya tarik sebagai benda cagar budaya yang bernilai historis dan terdapat Museum KAA di salah satu bagian gedungnya. Museum tersebut mengoleksi dan memamerkan benda dan foto yang berkaitan dengan Konferensi Asia Afrika. Selain itu, sarana wisata yang perlu ditambah seperti cafetaria, coffee shop, tempat duduk dan bersantai untuk wisatawan dan ruangan audio visual yang lebih menarik. Oleh sebab itu, perlu optimalisasi fungsi komplek Gedung Merdeka sebagai daya tarik wisata.
The thesis It aims to explain the efforts need for the development function of Gedung Merdeka as tourist attraction. The thesis uses the history research methods, which of heuristic, critic, interpretation, and historiography. Based on theresearch results, problems encountered the building that is not used optimally as a tourist attraction, the lack of tourist facilities in the building. Gedung Merdeka has an attraction as a cultural heritage object of historical value and there is KAA Museum in one part of the building. The museum collects and exhibits objects and photos related to the Asian African Conference. In addition, tourist facilities that need to be added such as cafeteria, coffee shop, seating and relax for tourists and audio visual space more attractive. Therefore, it needs to optimize complex functions the Gedung Merdeka as a tourist attraction.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Laporan, Skripsi, dan Disertasi
BPS Kota Bandung. 2011.
Kota Bandung dalam Angka Tahun 2011.
Departemen Luar Negeri RI. Direktorat
Diplomasi Publik; Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik. 2011.
Revitalisasi Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung; Kegiatan Tahun-Jamak 2008-2012.
Hardjasaputra, A. Sobana. 2002.
“Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906”. Disertasi. Depok: Program Pascasarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Rakhman, Krishna Taufiq, 2011.
“Dinamika Pemasaran Objek wisata Cipanas Kabupaten Garut (1986-2009)”. Skripsi. Jatinangor: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Buku
Abdulgani, Roeslan. 2011.
The Bandung Connection; Konferensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955. MKAA, Dirjen Diplik Kemenlu RI.
Buitenweg, Hein. 1976.
Bandoeng. Wassenaar: Servire B.V.
Ekadjati, Edi S. 1981.
Sejarah Kota Bandung Periode Revolusi Kemerdekaan (1945-1950).
Bandung: Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Universitas Padjadjaran.
________Edi S. 2004.
Panduan Museum Konferensi Asia Afrika. Bandung: Museum Konferensi Asia Afrika.
Herlina, Nina. 2008.
Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.
Hutagalung, Ridwan dan Taufanny Nugraha. 2008.
Braga; Jantung Parijs Van Java. Depok: Ka Bandung.
MKAA, Dirjen Diplik Kemenlu RI. 2011.
Sejarah Konferensi Asia Afrika.
Moleong, Lexy J. 2012.
Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahab, Salah. 1992.
Pemasaran Pariwisata (terjemahan). Jakarta: Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka A. 1996.
Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
_______Oka A. 1996.
Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
_______Oka A. 2006.
Pariwisata Budaya: Masalah dan solusinya. Jakarta: Pradnya Paramita.
Sumber Lisan
Agus Bunyamin (44 Tahun), 2012.
PNS Badan Pengelola Gedung Merdeka. Wawancara, Bandung, 26 September 2012.
DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v9i1.351
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Patanjala Indexed by :
ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.