MITOS SILAT BEKSI BETAWI

Yuzar Purnama

Abstract


Silat beksi adalah penamaan dunia persilatan pada masyarakat Betawi. Silat beksi merupakan ilmu bela diri maen pukulan dengan empat pertahanan tubuh dari serangan lawan. Ilmu bela diri ini merupakan percampuran antara jurus silat Betawi dengan jurus-jurus bela diri dari Negeri Cina. Silat beksi sampai sekarang masih tumbuh dan berkembang pada masyarakat Betawi dibuktikan dengan adanya 120 sanggar silat beksi di Jakarta, hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengkaji apa yang menyebabkan produk budaya ini dapat bertahan bahkan berkembang. Ruang lingkup penulisan mencakup, Apakah yang dimaksud masyarakat Betawi? Apakah silat beksi itu? Adakah mitos silat beksi? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskripsi. Kesimpulan  penelitian, silat beksi bagi masyarakat Betawi memiliki nilai keagungan dan keluhuran, sehingga untuk mengungkapkannya munculah mitos-mitos misalnya ilmu ini diajarkan oleh makhluk jelmaan macan putih atau harimau.

 

Beksi silat is the name of the martial world in the Betawi community. Beksi silat is a martial arts style with four body defenses against opponents. This martial art is a mixture of Betawi and China martial arts. Beksi silat is still growing and developing in the Betawi community as evidenced by the existence of 120 Beksi silat studios in Jakarta. This becomes the writer’s interest to examine the reason of this martial art to survive and even develop. The scope of writing includes how the Betawi people are, what Silat Beksi Is, and the myths in Silat Beksi. This study uses a qualitative approach with description research methods. The conclusion of this study is that the Silat Beksi for the Betawi people has the value of majesty and nobility, so that some myths revealed. For example, this art was taught by white tiger or tiger incarnation.


Keywords


Mitos, silat beksi, dan masyarakat Betawi

Full Text:

PDF

References


Jurnal

Biopsi, Heksa. 2014.

“Mitos Oheo dan Asas Hubungan dalam Konsep O rapu, Menguak Posisi Perempuan dalam Keluarga suku Tolaki” dalam Patanjala Volume 6 Nomor 1 Maret 2014. Hlm. 381-398.

Erwantoro, Heru. 2014.

“Etnis Betawi; Kajian Historis” dalam Patanjala Volume 6 Nomor 1. Maret 2014. Hlm. 1-16.

Buku

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 2006.

Strukturalisme Levi-Strauss, Mitos, dan Karya sastra. Yogyakarta: Kepel Press.

Bachtiar, DR. Wardi. 1997.

Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Pamulang Timur Ciputat: Logos Wacana Ilmu.

Barthes, Roland. 2010.

Imaji, Musik, Teks: Analisis Semiologi atas Fotografi, Iklan, Film, Musik, Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik sastra. Agustinus Hartono (penerjemah).Yogjakarta: Jalasutra.

Bogdan, Robert C. 1972.

Participant Oberservation in Organizational Settings, Syracuse, N.Y. : Syracuse Univercity Press.

Moleong, DR. Lexy J. 1989.

Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.

Nawi, GJ. 1983.

Maen Pukulan; Pencakkk Silat Khas Betawi. Jakarta : Yayasan pustaka Obor Indonesia.

Ratna, Nyoman Kutha. 2006.

Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra: dari Strukturalisme hingga Pastrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Puataka Pelajar.

Saputra, Yahya dll. 2002.

Beksi; Maen Pukulan Khas Betawi. Jakarta : Gunung Jati.

Surakhmad, Winarno. 1982.

Penelitian DasarMetode Teknis. Bandung: Tarsito.

Internet

http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2015/ 04/sejarah-asal-usul-suku-betawi-dan.html, diakses tanggal 20-3-2018 pukul 09.47 WIB.

http://ujungabad.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-silat-beksi-betawi.html, diakses tanggal 25 Januari 2018 pukul 09.17 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Silat_Beksi, diakses tanggal 25 Januari 2018 pukul 09.07 WIB.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v10i2.371

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License