TARI GENDING SRIWIJAYA: MORALITAS DALAM REFLEKSI HISTORIS CIVIL SOCIETY

Yoan Mareta, Sariyatun Sariyatun, Leo Agung Sutimin

Abstract


Tari Gending Sriwijaya adalah tari tradisional yang mengandung unsur budaya Palembang di setiap bagiannya. Setelah memicu kontroversi kontemporer yang menganjurkan penghapusan tari Gending Sriwijaya, tulisan ini hadir sebagai ungkapan kritis menolak konsepsi tersebut. Pentingnya warisan budaya dalam konteks kebudayaan haruslah disajikan sebagai acuan edukasi sebab kehadirannya merupakan bentuk historical value. Tujuan penulisan ini adalah kajian tari Gending Sriwijaya berfokus pada tafsir gerak yang diperagakan oleh penari melalui metode penelitian fenomenologi, guna mencari nilai moralitas yang terkandung dalam gerak tari dan mencari refleksi historis civil society dalam orientasi nilai. Hasil pembahasan: 1) Historisitas tari Gending Sriwijaya; 2) Tafsir gerak tari Gending Sriwijaya dalam kajian nilai moralitas; 3) Nilai refleksi historis civil society. Tari Gending Sriwijaya sebaiknya menjadi orientasi logis dalam pengejawantahan tari sebagai refleksi nilai historis, sebab kebutuhannya menyokong adab generasi mendatang yang berkontribusi terhadap kesuksesan visi civil society.



Gending Sriwijaya dance is a traditional dance that contains elements of Palembang culture in every part of it. After triggering a contemporary controversy that advocated the abolition of the Gending Sriwijaya dance, this paper came as a critical expression of rejecting the claim. The importance of cultural heritage must be presented as an educational reference because its presence is a form of historical value. The purpose of this writing is the study of Gending Sriwijaya dance which focuses on interpretations of motion that are exhibited by dancers through phenomenology research methods, in order to find the moral values contained in dance movements and seek historical reflection of civil society. Results of discussion: 1) The historicity of the Gending Sriwijaya dance; 2) The moral values contained in the motions of the Gending Sriwijaya dance; 3) Historical reflection values of civil society. Gending Sriwijaya dance should be a logical orientation in the embodiment of dance as a reflection of historical value because its usefulness as a support for future generations of who will contribute to the success of vision of civil society.



Keywords


Tari Gending Sriwijaya , Moralitas, Civil Society

Full Text:

PDF

References


DAFTAR SUMBER

Jurnal, Makalah, Laporan Penelitian, Skripsi dan Tesis

Abbas, S., & Jalaluddin, M. "Ethics and Morality in Islam and Hinduism" dalam INSANCITA: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia Vol. 1 No. 1. Februari 2016. Hlm. 37-42.

Ahimsa-Putra, H. S. 2016. "Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi Untuk Memahami Agama" dalam Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan: Walisongo Vol. 20 No. 2. November 2016. Hlm. 271- 304.

Al Qurtuby, S. "The Paradox of Civil Society" dalam Asian Journal of Social Science Vol. 46 No. 1-2. Januari 2018. Hlm. 5-34.

Andriani, S. D. "Dampak Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Feodalisme Terhadap Pembentukan Sistem Stratifikasi Sosial (Shinokosho) Pada Zaman Edo" dalam Humaniora. Oktober 2011.

Asih, I. D. "Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali Ke Fenomena” dalam Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 9 No. 2. September 2005. Hlm. 75-80.

Chambers, S. dan Kopstein, J. "Bad civil Society" dalam Political Theory Vol. 29 No. 6. Desember 2001. Hlm. 837-865.

Del Águila, R. "Tolerance" dalam European Political Science. 2005.

Ecological Society of America. 2001. Aims. Ecology 82: inside front cover. Google Scholar.

Emberton, R., Wenning, R. J. dan Treweek, J. "Ecology" dalam Methods of Environmental and Social Impact Assessment. 2017.

Fauzi, M. L. "Religious Symbolism and Democracy Encountered: A Case of Prostitution Bylaw of Bantul" dalam Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies Vol. 51 No. 1. 2012.

Forst, R. "Civil society" dalam A Companion to Contemporary Political Philosophy. 2008.

Fukuyama, F. "Social Capital, Civil Society and Development" dalam Third World Quarterly Vol 22 No. 1. 2001. Hlm. 7-20.

Hapsoro, L.P. "Identitas Moral: Rekonstruksi Identitas Keindonesiaan pada Era Globalisasi Budaya" dalam Makara Jurnal Vol. 20 No. 2. 2016.

Hardiansyah, A. "Teori Pengetahuan Edmund Husserl" dalam Jurnal Substantia Vol. 15 No. 2. 2013.

Hera, T. "Makna Gerak Tari Gending Sriwijaya di Sanggar Dinda Bestari Kota Palembang" dalam Jurnal Sitakara Vol. 2 No. 2. September 2016. Hlm. 60-68.

Holden III, William, R. 2004. Received October 29, 2004. Bulletin of Honuriku University.

Idi, A. dan Sahrodi J. "Moralitas Sosial dan Peranan Pendidikan Agama" dalam Intizar Vol. 23 No. 1. 2017. Hlm. 1-16.

Kaeksi, M. H. 2016. Koreografi Tari Nyai Brintik Garapan Yoyok Bambang Priyambodo. Skripsi.

Lail, J. dan Widad, R. "Belajar Tari Tradisional dalam Upaya Meletarikan Tarian Asli Indonesia" dalam Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Vol. 4 No. 2. Mei 2015. Hlm. 102-104.

Lubchenko, J. "The Sustainable Biosphere Initiative: An ecological Research Agenda" dalam Ecology. 1991. Hlm. 371-412.

Lyotard, J.-F., & Rodrigues, A. A fenomenologia. O Saber Da Filosofia. 2008.

Mareta, Y. 2018. "Pengejawantahan Tari Gending Sriwijaya: Sociocultural dalam Prespektif Nilai" (dalam proses publikasi)

Maulana, A. M. R. "Feminisme sebagai Diskursus Pandangan Hidup" dalam Kalimah Vol. 11 No. 2. 2014. Hlm. 271-286.

Mayrita, H. "Analisis Pemaknaan Tari Gending Sriwijaya sebagai Unsur Kebudayaan Masyarakat Sumatera Selatan Melalui Kajian Semiotika" dalam Prosiding Seminar Nasional Pariwisata Hijau dan Pengembangan Ekonomi 2012.

Nindito, S. "Fenomenologi Alfred Schutz : Studi tentang Konstruksi Makna dan Realitas dalam Ilmu Sosial" dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 1. 2005.

Othman Mohd Yatim dan Zainal Abidin Borhan, Mohammad Nazzri Ahmad, M. A. A. S. "Estetika dan Keindahan Songket Melayu" dalam Jurnal Pengajian Melayu. 2006.

Rahardjo, D. 2000. Masyarakat Madani. Islam Dan Pemberdayaan Civil Society Di Indonesia.

Ray, L. 2012. "Civil Society and the Public Sphere" dalam The Wiley-Blackwell Companion to Political Sociology.

Ruastiti, N. M. "Membongkar Makna Pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari Di Puri Saren Agung Ubud, Bali Pada Era Global" dalam Mudra, 32(1). 2017. Hlm. 162–171.

Sartono, 2000. Tari Tanggai Versi Elly Rudy Sebagai Tari Penyambutan Tamu di Kotamadya Palembang Sumatera Selatan: Analisis Koreografis dan Fungsi. Skripsi S1. Padang: Universitas Negeri Padang.

Scott, P. M. "Humanity" dalam Systematic Theology and Climate Change: Ecumenical Perspectives. 2014.

Shanie, A., Totok S. "Busana Aesan Gede dan Ragam Hiasnya sebagai Ekspresi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Palembang" dalam Catharsis Vol. 6 No. 1. Agustus 2017. Hlm. 49-56.

Shenton, J. "Materialist Feminism and the Politics of Discourse" dalam Radical Philosophy. 1994.

Siregar, L. "Antropologi dan Konsep Kebudayaan" dalam Jurnal Antropology Papua Vol. 1 No. 1. Agustus 2002.

Sudana, I. W. "Pelestarian Kesenian Tradisional: Pembinaan Tari Baris Gede di Pesraman Gurukula, Kabupaten Bangli" dalam Jurnal Ngayah Vol. 2 No. 2. 2011. Hlm. 22–34.

Suroto. 2015. "Konsep Masyarakat Madani Di Indonesia Dalam Masa Postmodern (Sebuah Analitis Kritis)" dalam Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 5 No. 9. Mei 2015. Hlm. 664-671.

Weiner, H. L., da Cunha, A. P., Quintana, F., & Wu, H. 2011. Oral tolerance. Immunological Reviews.

Windu Viatra, A., & Triyanto, S. "Seni Kerajinan Songket Kampoeng Tenun di Indralaya" dalam Jurnal Ekspresi Seni Vol. 16 No. 2. November 2014. Hlm. 168-183.

Buku

Anheier, H., Glasius, M. dan Kaldor, M. 2001. Introducing Global Civil Society. Chapter 1 in Global Civil Society 2001. Oxford University Press.

Asmawi, Izi. 1990-1991.

Deskripsi Tari Gending Sriwijaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Sumatera Selatan.

Dunlap RE Mertig AG. 1992.

American Environmentalism: The U.S. Environmental Movement, 1970–1990. Washington (DC): Taylor and Francis.

Durkheim, E. 1991.

Sosiologi dan Filsafat. Jakarta: Erlangga.

Geertz, C. 1992.

Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

__________. 2000.

Negara Teater. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Karim, M. 2015.

Menyelisik Sastra Melayu.Yogyakarta: Histokultura.

Kemendikbud. 2017.

Sejarah Tari Gending Sriwijaya di Kota Palembang Sumatera Selatan.

Koentjaraningrat. 2007.

Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Leonard R., dkk. 2014.

Warisan Budaya Tak Benda di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.

Lintani, Vebri A. dkk. 2012.

Tari Gending Sriwijaya. Palembang: Dewan Kesenian Palembang.

Meri, La. 1986.

Elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakanta: Lagaligo, ISI. Terjemahan (Soedarsono).

Sartono, dkk. 2007.

Seputar Tari Gending Sriwijaya. Palembang: Dewan Kesenian Palembang.

__________. 2007.

Direktori Kesenian Sumatera Selatan. Palembang: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Selatan.

Sedyawati, Edi, et al. 1986.

Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta.

Surat Kabar dan Majalah

Liberto, A. “Heboh Mengenai Tari Gending Sriwijaya Dimusnahkan” dalam Tribun Sumsel terbitan 20 Maret 2017. Diakses 22 Desember 2018 pukul 21.30 wib.

Walzer, M. "The Civil Society Argument" dalam Theorizing Citizenship. Januari 1995. Diakses 22 Desember pukul 22.30 wib.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v11i2.485

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License