PELUANG DAN TANTANGAN ORANG ASLI PAPUA MENGHADAPI PERKEMBANGAN INDUSTRI DI KABUPATEN TELUK BINTUNI

Arie Januar

Abstract



Industrialisasi dalam dekade terakhir telah menjadi isu yang sangat hangat di Indonesia, khususnya di Kabupaten Teluk Bintuni. Perkembangan industrialisasi yang  terjadi di Bintuni telah menyebabkan perubahan pada aspek kehidupan orang asli, baik itu sosial, budaya, maupun ekonomi, sehingga untuk menghadapi sebuah perubahan mereka harus membuat strategi agar tetap eksis dalam melangkahi pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang peluang dan tantangan orang asli Papua menghadapi perkembangan industri di Teluk Bintuni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengunaan pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada secara detail dan mendalam dari proses perubahan sosial yang terjadi di Bintuni. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan industrialisasi yang terjadi di Bintuni secara umum telah melampaui pelbagai aspek di dalam kehidupan orang asli. Perubahan ini dibuktikan dengan berkembangnya pola pikir, pola konsumsi, dan peralihan mata pencaharian dari petani dan nelayan ke sektor yang lebih luas.  



Industrialization in the last decade has become a very salient issue in Indonesia, especially in the Teluk Bintuni Regency. The development of industrialization that occurred in Bintuni has caused changes in the lives of indigenous people, be it social, cultural, or economic aspects. So to face a change they must make a strategy to continue to exist in accordant with the development plan. The purpose of this study is to describe the opportunities and challenges of indigenous Papuans in facing industrial development in Bintuni Bay. This research uses a qualitative approach. The use of this approach aims to explain the phenomena in great detail. The results of this study indicate that the development of industrialization that occurred in Bintuni in general has influenced various aspects in the lives of indigenous people. This change is evidenced by the development of mindset, consumption patterns, and the shifting livelihoods from farmers and fishermen to the broader sector.



Keywords


Industrialisasi, Bintuni, Papua Barat

Full Text:

PDF

References


Jurnal dan Laporan Penelitian

Basundoro, Purnawan. “Industrialisasi, Perkembangan Kota, dan respon masyarakat: Studi Kasus Kota Gresik” dalam Jurnal Humaniora, Volume XII, No.2 Tahun 2001. 133–140.

Ismono. “Perkembangan Ekonomi Surabaya Setelah Penerapan Undang-Undang Agraria dan Politik Pintu Terbuka” dalam Jurnal Avatara, Vol .1 No.4 Tahun 2013. 30–33.

Januar, Arie. “Pola Praktik Kehidupan Komunitas Orang Asli Kukusan di Depok Jawa Barat” dalam Jurnal Patanjala, Vol.08 No.5 Juli 2016. 171–186.

Mene, Bau. “Peninggalan Kolonial di Kabupaten Teluk Bintuni” dalam Jurnal Papua, Th. III No.2 September 2011. 81–96.

Rahman, Abd, D. 2008.

Sejarah Teluk Bintuni Awal Pemerintahan Kolonial Belanda di Papua Hingga Terbentuknya Pemerintahan Definitif Kabupaten Teluk Bintuni Pasca Pemekaran (1898-2006). Yogyakarta: Lanarka Kerjasama Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik (LP2SP) FISIP Universitas Cenderawasih dengan Bappeda Kabupaten Teluk Bintuni.

Rahman, Fathor dan M Arief Affandi. “Perubahan Pola Perilaku Sosial dan Ekonomi Buruh Tani Akibat Industrialisasi” dalam Jurnal Paradigma, Vol.2 No.1 Tahun 2014. 1–6.

Ridho, Kholis. “Adaptasi Masyarakat Urban Terhadap Perubahan Sistem Mata Pencaharian Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan” dalam Jurnal Socio Konsepsia, Vol.5 No.3. 217–234.

Rumansara, Enos H. “Kebudayaan Suku Sebyar di Teluk Bintuni Papua (Studi Kasus Desa Tomu)” dalam Jurnal Antropologi Papua, Vol.2 No.4 Tahun 2001. 47–65.

Suyanto, Bagong. “Industrialisasi MIGAS dan Eksistensi Masyarakat Lokal: Hasil Studi di Teluk Bintuni” dalam Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Th. XXI. No.2 April-Juni 2008, 163–173.

Buku

Allison. Edward H, F. E. 2001.

The livelihoods approach and management of small-scale fisheries. Marine Policy.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018.

Teluk Bintuni Dalam Angka. Teluk Bintuni: Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk Bintuni.

Bawole R, Wanggai F, dkk. 2008.

Sumberdaya Perikanan Teluk Bintuni Papua; Potensi, Masalah Dan Upaya Pengelolaan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Bungin, B. 2013.

Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media group.

Herimanto. 2011.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Konsultan, P. S. I. 2016.

Direktori Pelaku Usaha Masyarakat Asli Kabupaten Bintuni. Teluk Bintuni: PT. SUBITU Int Konsultan.

Kuntowijoyo. 1991.

Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Sihabudin, A. 2011.

“Strategi Pemberdayaan Komunitas Adat Terasing ‘Baduy’: Suatu Upaya Menuju Perubahan” dalam Perubahan Sosial Sebuah Bunga Rampai. Serang: FISIP Untirta.

Soekanto, S. 2001.

Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja Grafindo.

Soemardjan, S. 1962.

Social Changes in Yogyakarta. New York: Cornell University Press.

Undang-undang

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 129.

Undang-Undang No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v11i3.511

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License