KEHIDUPAN DAN AKTIVITAS BUDAYA BAHARI MASYARAKAT NELAYAN NAGARI AIRHAJI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Sri Haryati Putri, Gusti Asnan, Muhammad Nur

Abstract


 

Tulisan ini membahas tentang beragam budaya atau tradisi lokal yang dilakukan oleh masyarakat pesisir. Tradisi yang dilakukan selalu berhubungan dengan kehidupannya sebagai seorang nelayan dan umumnya dilakukan di tepi pantai, tidak jauh dari tempat aktivitas sehari hari. Menggunakan metode penelitian kebudayaan, tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan budaya maritim yang dimiliki oleh masyarakat pesisir di Nagari Airhaji. Budaya yang konon berasal dari zaman nenek moyang masih dilaksanakan hingga kini oleh masyarakat nelayan di Nigari Airhaji. Kebiasaan tersebut menjadi ciri khas tersendiri bagi masyarakat pesisir di nagari Airhaji yang membedakannya dengan masyarakat daerah Darek atau daerah pedalaman lainnya. Dengan adanya budaya bahari, dapat turut melestarikan kebudayaan atau tradisi lokal, juga dapat membuat masyarakat peduli dan menjaga kekayaan alam, karena semua budaya atau tradisi yang dipraktikkan selalu berhubungan dan bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur dan menghormati laut dengan beragam ritual yang telah dilakukan.



The paper discusses on how coastal communities to carry out their traditions. The traditions always related to the lives of fishermen. They usually carried those out in foreshore. The paper uses research methods such as Cross-Cultural Research Methods for the reason that the maritime cultural life of Nagari Airhaji coastal communities could be more widely known. The fishermen community in Nagari Airhaji keep managing to carry the maritim culture out as their heritage. It characterizes the coastal community of Nagari Airhaji and distinguishes them from the Darek communities and the other inland areas communities. The existence of maritime culture, which is always purposed to express gratitude and to honor the sea through variuous ritulas, has encouraged positively the preservation of culture and tradition and also has driven the community to consider and protect more the natural resources.



Keywords


Nelayan, Budaya, Bahari.

Full Text:

PDF

References


Asnan, G. (2007). Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogyakarta: Ombak.

Ulaelan, A. J., Hoetagaol, S., & Kaghoo, M. S. (2014). Verifikasi Nilai Budaya Bahari Seke-Maneke, Tradisi Bahari di Ambang Kepunahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud.

Badan Pusat Statistik. (2000). Kecamatan Linggo Sari Baganti dalam Angka Tahun 2000. BPS: Kec. Linggo Sari Baganti Pesisir Selatan.

Cendri, D. (7 Februari 2019). Wawancara.

Ermayanti. (2009). Teknologi Penangkapan Ikan Pada Masyarakat Nelayan di Nagari Pasar Lama Airhaji, Kecamatan Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi FISIP Unand.

Irman, S. (18 Agustus 2018.) Wawancara.

Ijap (25 September 2018). Wawancara.

Ijon (15 September 2018). Wawancara.

Iwan R. (2016). Heboh Jasad Pria Ditemukan Terdampar di Pantai Pasir Ganting Pessel. Diakses 23 Maret 2019, dari news.klikpositif.com.

Jumhari. (2014). Melacak Kearifan Tradisional dan Alih Pengetahuan Teknologi Pembuatan Kapal Tradisional di Daerah Air Haji Lewat Tuturan Si Tukang Tuo Bagan. Suluah, 15 (2), 98.

Kusnadi. (2000). Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Utama Press.

LBH Padang. (2005). Kearifan Lokal dalam Pengelolaan SDA (Kekayaan Nagari Menatap Masa Depan). Yogyakarta: Insist Press.

Maryaeni. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Setiawan, O. (2005). Transmigrasi Lokal di Nagari Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1988-2000. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Sjamsudin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogayakarta: Ombak.

Siin (28 Januari 2019). Wawancara.

Sinaga, H. (2015). Pola Hubungan Patron- Klien Pada Komunitas Nelayan Di Kelurahan Malabro Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Agrisep, 15 (2), 175.

Syahrizal., Meiyenti, S., & Ekaputra, R. (2011). Aspek Tindakan dan Perilaku dalam Kemiskinan: Studi Pada Masyarakat Nelayan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Humanus, 9 (1), 27.

Tahara, T., Hamid, A. R., & Siadi, L. O. A. G. (2015). Nilai Budaya Bahari Sabangka Asarope: Tradisi Pelayaran Orang Buton.

Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud.

Tebe (02 Okober 2018). Wawancara.

Yulizal, Yunus. (2004). Laporan Penelitian: Pesisir Selatan dalam Dasawarsa 1995-2005 Di Bawah Kepemimpinan Bupati H. Darizal Basir. Painan: Bupati Pesisir Selatan.

Yunandar. (2004). Budaya Bahari dalam Tradisi Nelayan di Indonesia. Sabda, (2), 22.

Zainal. (29 September 2018). Wawancara.

Zaiyardam, Z. (2008). Laporan Penelitian: Profil Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: Kerjasama Bappeda Pesisir Selatan dan PSH Unand.

Zuhdi, S. (2014). Nasionalisme, Laut dan Sejarah. Depok: Komunitas Bambu.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v12i1.553

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License