THEOLOGICAL DIMENSIONS IN MEMITU RITUALS IN CIREBON

B Busro, Ai Yeni Yuliyanti, Abdul Syukur, Rifki Rosyad

Abstract



Indonesia is very famous for its rich culture. Cirebon as one of the districts in West Java is also very thick with its culture. This article discusses one of the cultures in Kedungsana Village Cirebon, the phenomenon of ritual slametan Memitu. The purpose of this study is to examine the practice of ritual slametan Memitu carried out by Kedungsana community together with its theological dimensions. The research subjects were the community of Kedungsana Village, Plumbon District, Cirebon Regency. The process of collecting data through direct observation and to get deep information in interviews, we use a purposive sampling technique. The results of the study found that the purpose of carrying out the ritual slametan Memitu was as a manifestation of gratitude for all the favors that had been given from the "Invisible Power" and also the hope of the smooth birth process. Express gratitude and the request is addressed to those considered to have the power to determine the smooth process of birth. In ritual slametan Memitu, there are theological dimensions that can be identified as belief in Invisible Substance and values for living in harmony together among residents of Kedungsana Village community. The theological dimensions in the earth alms ritual have been developed in such a way as to be in line with the development of social reality.



Indonesia sangat terkenal dengan kekayan kebudayannya. Cirebon sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat juga sangat kental dengan budayanya. Artikel ini membahas salah satu budaya di Desa Kedungsana Cirebon yaitu fenomena tradisi ritual slametan Memitu.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti praktek ritual Memitu yang dilakukan oleh masyarakat Kedungsana bersama dengan dimensi-dimensi teologisnya. Subjek penelitian adalah komunitas masyarakat Desa Kedungsana Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, untuk pendalaman dilakukan wawancara dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan dilaksanakannya ritual slametan Memitu adalah sebagai manifestasi syukur atas segala nikmat yang telah diberikan dari “Kekuatan Tak Terlihat” dan juga pengharapan kelancaran proses kelahiran. Ungkapan rasa syukur dan permohonan tersebut ditujukan kepada yang diyakini memiliki kekuatan untuk menentukan kelancaran proses kelahiran. Dalam ritual slametan Memitu terdapat dimensi-dimensi teologi yang dapat diidentifikasi sebagai kepercayaan terhadap Zat Yang Gaib dan nilai-nilai untuk hidup rukun berdampingan antar-warga masyarakat Kelurahan Kedungsana.  Dimensi-dimensi teologis dalam ritual sedekah bumi ini telah dikembangkan sedemikian rupa agar sejalan dengan perkembangan realitas sosial.



Keywords


slametan, theology, memitu, ritual

Full Text:

PDF

References


Abdullah, W. (2018). Local Knowledge and Wisdom in the Javanese Salvation of Women Pregnancy ‘Mitoni’: An Etholinguistic Perspective. Fourth Prasasti International Seminar on Linguistics (Prasasti 2018).

Adriana, I. (2012). Neloni, Mitoni Atau Tingkeban: Perpaduan antara Tradisi Jawa dan Ritualitas Masyarakat Muslim. Karsa: Journal of Social and Islamic Culture, 19(2), 238–247.

Afif, H. (Ed.). (2009). Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia. Balai Penelitian dan Pengembangan.

Amirudin, Y. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mitoni di Malang. Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 137–145.

Baihaqi, I. (2017). Karakteristik Tradisi Mitoni Di Jawa Tengah Sebagai Sebuah Sastra Lisan. Arkhais: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(2), 136–156.

Boanergis, Y., Engel, J. D., & Samiyono, D. (2019). Tradisi Mitoni Sebagai Perekat Sosial Budaya Masyarakat Jawa. Jurnal Ilmu Budaya, 16(1), 49–62.

Busro, B., & Qodim, H. (2018). Perubahan Budaya dalam Ritual Slametan Kelahiran di Cirebon, Indonesia. Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, 14(2), 127–145. https://doi.org/10.23971/jsam.v14i2.699

Endang. (2019, November 12). Personal Communication.

Ernawati, D. (2017). Ritual Pitonan Adat Jawa Menurut Tinjauan Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Laloumili Kec. Lalembuu Kab. Konawe Selatan). IAIN Kendari.

Geertz, C. (1981). Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa (A. Mahasin (Trans.)). Pustaka Jaya.

Ghazali, A. M. (2013). Teologi Kerukunan Beragama dalam Islam (Studi Kasus Kerukunan Beragama di Indonesia). Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 13(2), 271–292.

Isa, R. M., Man, S., Rahman, N. N. A., & Pauzi, N. (2019). Pengamalan Wanita Hamil dalam Masyarakat Melayu dari Perspektif Islam. Jurnal Fiqh, 16(1), 191–224.

Juwintan, J. (2017). Analisis Semiotik pada Adat Nujuh Bulan di Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 45–54.

Kumalasari, L. D. (2017). Changes of Mitoni Tradition In Ngogri Village, Megaluh Subdistrict, Jombang. In Research Report.

Kumpulan Pemuda Kedungsana. (2020, June 12) Member of Kumpulan Pemuda Kedungsana Privat Group. https://www.facebook.com/groups/330864360333753/?fref=ts%20accessed [Facebook update] Retrieved from https://www.facebook.com/groups/330864360333753/members

M Ikhfan, T. (2019). Tradisi Mitoni dalam Perspektif Hukum Islam(Studi Kasus Di Desa Laren Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes). IAIN Purwokerto.

Muharrum, S. (2019, November 14). Personal interview.

Muhyiddin. (2019, November 14). Personal interview.

Newland, L. (2001). Syncretism and the Politics of the Tingkeban in West Java. The Australian Journal of Anthropology, 12(3), 312–326.

Nugraha, A. (2015). Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Nujuh Bulanan Di Kota Bandung (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Nujuh Bulanan Di Kota Bandung). Universitas Komputer Indonesia.

Nugroho, H. (2018). Dimensi teologi dalam ritual sedekah bumi masyarakat Made. Islamika Inside: Jurnal Keislaman Dan Humaniora, 4(1), 24–49.

Pengku. (2019, November 11). Personal interview.

Perbuker Kedungsana. (2020, June 12) Member of Kumpulan Pemuda Kedungsana Privat Group. https://www.facebook.com/groups/367835336049/ [Facebook update] Retrieved from https://www.facebook.com/groups/367835336049/members

Petrakis, P., & Kostis, P. (2013). Economic growth and cultural change. The Journal of Socio-Economics, 47, 147–157.

Reese, W. L. (1980). Dictionary of Philosophy and Religion. Humanities Press.

Rifa’i, M. (2017). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni Studi Etnografi Komunikasi Bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko( )Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan. Ettisal Journal of Communication, 2(1), 27–40. https://doi.org/10.21111/ettisal.v2i1.1411

Rois, A. (2015). Tradisi Mitoni dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak Pranatal dalam Perspektif Islam. UNISNU Jepara.

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama.

Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit Rajawali.

Subana. (2019, November 14). Personal interview.

Suhartiningsih, S. (2014). Perubahan Ritual Peralihan Tahap Kelahiran Budaya Jawa Pada Masyarakat Desa Purwosari Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Socius, 3(2). https://doi.org/10.20527/jurnalsocius.v3i2.3261

Syafii. (2019). Personal interview.

Ulya, I. (2018). Nilai Pendidikan dalam Tradisi Mitoni: Studi Tradisi Perempuan Jawa Santri Mendidik Anak dalam Kandungan di Pati, Jawa Tengah. Edukasia Islamika, 116–130.

van Gennep, A. (2004). The Rites of Passage. Routledge.

Wariin, I. (2014). Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu pada Masyarakat Cirebon Studi Masyarakat Desa Setupatok Kecamatan Mundu. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(1).




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v12i2.636

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License