POLITIK DAN PERDAGANGAN KOLONIAL BELANDA DI PONTIANAK

Hasanuddin Hasanuddin

Abstract


Abstrak

Pontianak mendapat perhatian kolonial Belanda setelah Inggris melakukan perdagangan di Kalimantan Barat. Persaingan dagang antara Belanda dan Inggris membawa pengaruh bagi perdagangan di Pontianak. Kemajuan perdagangan menarik perhatian kolonial Belanda untuk menguasai Pontianak. Kolonial Belanda membatasi kekuasaan Sultan Pontianak melalui perjanjian-perjanjian membawa dampak sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Eksploitasi kolonial Belanda melahirkan perubahan-perubahan baru dalam hubungan kekuasaan kongsi-kongsi Cina dan monopoli perdagangan di Pontianak. Kolonial Belanda semakin mempertegas kekuasaannya di Pontianak setelah Inggris mengesahkan James Brooke sebagai wakil pemerintahannya di Kalimantan Utara. Terdapat interelasi yang dinamis antara perubahan struktur politik dan ekonomi terhadap perubahan sosial masyarakat di Pontianak. Hubungan komunikasi melalui jaringan perdagangan antarpulau telah mendorong para pedagang sebagai komunitas baru membentuk dan mendirikan perkampungan suku bangsa di Pontianak. Hubungan yang dinamis antara Pontianak dengan daerah-daerah di Kalimantan Barat terutama Sambas, Mempawah, Landak, Sanggau, Sintang, Matan, dan Sukadana telah membawa kemajuan politik dan ekonomi Pontianak sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan Residen Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu studi pustaka dengan mengumpulkan data-data sejarah, dengan menguraikan suatu peristiwa ke dalam bagian-bagiannya dalam rangka memahami kebijakan politik dan perdagangan kolonial Belanda di Pontianak.

 

Abstract Pontianak had an attention of Dutch colonial after British trade in West Kalimantan. Trade competition between the Netherlands and the United Kingdom had an impact on trade in Pontianak. The pprogress attract the attention of Dutch colonial to master Pontianak. The Dutch Colonial control the power of the Sultan of Pontianak through agreements and bring the impact in the social, political, economic, and cultural. Dutch colonial exploitation brought changes in the power relations of chinesse allied and the monopoly of trade in Pontianak. The Dutch colonial emphasized rule in Pontianak after United Kingdom endorses James Brooke as a representative government in North Kalimantan.There is a dynamic interrelation changes in political and economic that brought change social structures in Pontianak. The communication links through a network of inter-island trade has prompted traders as new communities formed and founded the settlement of ethnic groups in Pontianak. The dynamic relationship between Pontianak and West Kalimantan areas such as Sambas, Mempawah, Landak, Sanggau, Sintang, Matan, and Sukadana has brought political and economic progress.And declared Pontianak as a center of commerce and government Resident West Kalimantan. This study uses the history of the literature by collecting historical data, describing an event into its parts in order to understand the political and trade policies of the colonial Dutch in Pontianak.


Keywords


Pontianak, politik, perdagangan, kolonial Belanda, Pontianak, trade, Dutch Colonial.

Full Text:

PDF

References


ANRI

Borneo-West No.16/26, tanggal 5 Juli 1779. Besluit van Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, tanggal 18 Nopember 1820 Nomor 19.

Arsip yang Diterbitkan

Kartodirdjo, Sartono et al. 1971. Laporan Politik Tahun 1837 (Staatkundig Overzicht van Nederlandsch Indie, 1837). Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 4. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Kartodirdjo, Sartono et al. 1973. Ikhtisar Keadaan Politik Hindia Belanda Tahun 1839-1848. Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 5. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Besluit 18 Nopember 1820, No.19

Buku

Alqadrie, Syarif Ibrahim et al. 1984. Sejarah Sosial Daerah Kotamadya Pontianak. Jakarta: Depdikbud, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Asba, A. Rasyid. 2007. Kopra Makassar Perebutan Pusat dan Daerah: Kajian Sejarah Ekonomi Politik Regional di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Bohn, A.H. 1986. West Borneo 1940-Kalimantan Barat 1950. Tilburg: Drukkerij Uitgeverij H. Gianotten B.V.

Cabaton, Antonie. 2015. Jawa, Sumatra & Kepulauan Lain di Hindia Belanda. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Campo, J.N.F.M. A. 1992. Koninklijke Paketvaart Maatschappij: Stoomvaart en staatsvorming in de Indonesische archipel 1889-1914. Hilversum: Verloren.

Dick, Howard W. 1988. ”Perdagangan Antar Pulau, Penginteg-rasian Ekonomi dan Timbulnya Suatu Perekonomian Nasional”, Anne Booth et al. (eds.), Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3ES. Hlm. 399-434.

Frederick, William H. & Soeri Soeroto (eds). 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta: LP3ES.

Gallop, Annabel Teh et al. 1991. Surat Emas Raja-Raja Nusantara. Jakarta: Yayasan Lontar kerjasama London: British Library.

Gottshalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Nugroho Notosusanto (terj.). Jakarta: UI Press.

Harmsen, H.J. West-Borneo Kalimantan Barat 12 Mei 1947. Uitgave West-Borneo Raad en R.V.D Pontianak. West- Borneo: Drukkerij.

Heidhues, Mary Somers. 2008. Penambang Emas, Petani, dan Pedagang di “Distrik Tionghoa” Kalimantan Barat. Jakarta: Yayasan Nabil.

Kartodirdjo, Sartono. 1984. Pemberontakan Petani Banten 1888. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500- 1900 Dari Emporium Sampai Imperium. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Pener-bit Ombak.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Benteng.

Lapian, Adrian B. 2011. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu.

Lapian, Adrian B. 2012. “Hindia Belanda: Pembentukan Wila-yah dan Perbatasannya”, Indonesia dalam Arus Sejarah: Masa Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve kerjasama Kementerian Pendi-dikan dan Kebudayaan. Hlm. 7-41.

Lontaan, J.U. 1975. Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemda Tingkat I Kalimantan Barat.

Mu’jizah. 2009. Iluminasi Dalam Surat-Surat Melayu Abad Ke-18 dan Ke-19. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia bekerja sama École franςaise d’ Extrême-Orient, Pusat Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional, KITLV-Jakarta.

Poelinggomang, Edward L. 2002. Makassar Abad XIX: Studi Tentang Kebijakan Perdagangan Maritim. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI, dan The Ford Foundation.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.

Purcell, Victor. 1865. The Chinese in Southeast Asia. London: Oxford University Press.

Rahman, Ansar. 2000. Syarif Abdurrahman Alqadrie Perspek-tif Sejarah Berdirinya Kota Pontianak. Pontianak: Pemerintah Kota Pontianak.

Ricklefs, M.C. 2009. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi Ilmu Pustaka.

Sulistiyono, Tri Sulistiyono. 2012. “Dinamika Kemaritiman Dan Integrasi Negara Kolonial”, Indonesia dalam Arus Sejarah, Kolonisasi dan Perla-wanan. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hlm. 87-125.

Veth, P.J. 1854. Borneo’s Wester Afdeeling, Geogra-phisch, Statistisch, Historisch, voor atgegaan door een algemene schets des gangsche eilands. I. Zaltbommel: Joh. Nomanen Zoon.

Veth, P.J. 1856. Borneo’s Wester Afdeeling, Geogra-phisch, Statistisch, Historisch, vooraf-gegaan door een algemene schets des gangschen eilands. II. Zaltbomrnel: Joh. Nomanen Zoon.

Veth, P.J. 1871. “Verslag Over De Residentie Borneo’s Westkust 1827-1829”, Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie (TNI). Vleming, J.L. 1926. Het Chineesche Zakenleven in Nederland Indie. Weltevreden: Landsdukkerij.

Majalah

Panji Pustaka. ”Nomor Soeltan Pontianak”, No. 15 Tahun IV, 23 Februari 1926.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v8i2.73

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License