SEJARAH SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT CINA BENTENG DI KOTA TANGERANG

Euis Thresnawaty S.

Abstract


Abstrak
Tangerang terletak di bagian barat Pulau Jawa, yang merupakan tetangga ibu kota Jakarta. Tangerang, yang semula berada di wilayah Jawa Barat sejak tahun 2000 berada dalam wilayah Provinsi Banten, memiliki banyak keunikan pada masyarakatnya, salah satunya adalah adanya pembauran antaretnis yang berjalan harmonis antara etnis Sunda, Jawa, Melayu, dan Cina. Banyak komunitas etnis Tionghoa di Indonesia, tetapi komunitas etnis Tionghoa yang ada di Kota Tangerang memiliki keistimewaan tersendiri. Mereka yang dikenal dengan sebutan Cina Benteng telah mampu berbaur dengan pribumi secara alami. Etnis Tionghoa yang tinggal di Kota Tangerang hampir seperempat dari keseluruhan jumlah penduduk Kota Tangerang. Oleh sebab itu kebudayaan Tionghoa banyak mewarnai kebudayaan setempat. Mereka memiliki budaya khas tersendiri yang berbeda dengan warga Tionghoa umumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat Cina Benteng pada masa kolonial hingga kemerdekaan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui ternyata ada beberapa perubahan sosial pada masyarakat Cina Benteng, misalnya ketika masa kolonial mereka dapat dikatakan hidup berkecukupan karena mereka dianggap partner dalam berdagang sementara saat ini kehidupan mereka cenderung sangat sederhana.

 

Abstract

Tangerang is located in the western part of Java Island, which is a neighbor of the capital city of Jakarta. Tangerang, which was originally located in West Java, and since the year of 2000 are in the province of Banten. Tangerang have so many unique in their society, one of is the existence of ethnic intermingling that runs harmony between the ethnic of Sundanese, Javanese, Malay, and Chinese. Many Chinese community in Indonesia, but the Chinese community in the city of Tangerang has its own privileges. They are known as Cina Benteng(Chinese Fortress) has been able to blend in with the natives naturally. Chinese people who live in the city of Tangerang nearly a quarter of the total population of the city of Tangerang Therefore, the Chinese culture has affected much local culture. They have a distinctive culture that is different from the Chinese people in general. This study was conducted to determine how the social and cultural conditions of China Fortress in the colonial period to independence. The method used is the historical method which includes heuristics, criticism, interpretation, and historiography. From these results it can be seen apparently there are some social changes in Chinese society Fortress, for example when the colonial period they can be said to live well because they are considered partners in the trade while currently they tend to be very simple life.


Keywords


sejarah sosial, Cina Benteng, Tangerang, social history, Cina Benteng, tangerang

Full Text:

PDF

References


Skripsi

Agustin, Shinta. 2011. Kerusuhan Anti Cina di Tangerang Tahun 1946. Skripsi. Bandung: FASA UNPAD

Buku

BPS Kota Tangerang, 2007. Tangerang; Pemda Kota Tangerang.

Ekadjati, Edi S. 2004. Sejarah Kabupaten Tangerang,Cetakan ke I, Tangerang: Pemkab Tangerang .

Halim, Wahidin. 2005. Ziarah Budaya Kota Tangerang; Menuju Masyarakat Berperadaban Akhlakul Karimah, Jakarta: Pendulum.

Herlinawati, Lina. 2003. Arsitektur Tradisional Cina pada Hunian Masyarakat Cina Benteng di Kabupaten Tangerang, Bandung: BKSNT Bandung.

Hidayat, Z.M. 1993. Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito.

Kuntowijoyo. 1999. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Lohanda, Mona. 2000. Masalah Cina Benteng dalam Perjalanan Sejarah Indonesia. Jakarta: Pustaka Inspirasi

Onghokham, 1983. Rakyat dan Negara. Jakarta: Sinar Harapan.

_______.2009. Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa, Jakarta: Komunitas Bambu.

Setiono, Benny G. 2008 Tionghoa dalam Pusaran Politik. Jakarta: Transmedia.

Majalah

David Kwa. 2002 “Cina Benteng di Republik Rakyat Tangerang”, Intisari edisi khusus, Oktober 2002, hlm: 14

Lohanda, Mona. 2002 “Ketika Tionghoa dan Betawi berinteraksi”, Intisari edisi khusus, Oktober 2002, hlm: 21

Internet

“Sejarah Singkat Cina Benteng”, diakses dari ,http://agenmautau.blogspot.com/2010/01/sejarah-singkat-cina-benteng-3150.html. pada tanggal 22 Juni 2012

Sumber Lisan/Informan

Oey Tjin Eng. Wawancara, 23 Febuari 2014.

Udaya Halim. Wawancara, 24 Februari 2014.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.83

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License