FEODALISME DALAM NOVEL PIPISAHAN KARYA RAF

Resti Nurfaidah

Abstract


Abstrak
Feodalisme muncul pada abad pertengahan sebagai dampak dari implementasi sistem vassal. Feodalisme tidak pernah hilang bahkan setelah era imperialisme telah berakhir. Sistem politik dan sosial yang sangat membanggakan hirarki manusia tersebut selalu hadir dalam kehidupan manusia, terutama di tempat tempat yang masih mengadopsi sistem tuan tanah. Dampak terbesar dari feodalisme adalah penghancuran nilai-nilai kemanusiaan dengan timbulnya diskriminasi yang tidak didasarkan pada prestasi seseorang, tetapi pada posisi dan kekuasaan seseorang. Kajian ini mendapati bahwa dalam novel berjudul Pipisahan, feodalisme menjadi pencetus timbulnya kelompok marginal dalam kehidupan masyarakat, terutama di lingkungan terkecil seperti keluarga. Dalam kajian tersebut, feodalisme terdapat dalam korpus berupa tuturan dan perilaku tokoh bapak mertua terhadap anak dan menantunya. Korpus tersebut dikaji berdasarkan pada konsep feodalisme berikut, antara lain, feodalisme Simorangkir, Reeser, dan Connell. Sementara itu, sisi maskulinitas dikaji berdasarkan konsep Humm sementara konsep tentang meme dilandasi pandangan Dawskins.

 

Abstract
Feudalism emerged in the middle ages as a result of the implementation of vassal system. Feudalism never disappear even after the era of imperialism has ended. Political and social system which is very proud of the human hierarchy is present in human life, especially in places that are still adopting the landlord system. The biggest impact of feudalism is destruction of human values with the incidence of discrimination which is not based on individual achievement, but on one's position and power. This study found that in the novel entitled Pipisahan, feudalism trigger the onset of marginalized groups in public life, especially in the smallest environments like family. In this study, feudalism contained in the corpus in the form of speech and behavior of the father figures of children and daughter-in-law. The corpus studied based on the concept of feudalism as follow; feudalism Simorangkir, Reeser, and Connell. Meanwhile, the concept of masculinity assessed based Humm, while the concept of the meme is based on Dawskins.


Keywords


feodalisme, novel Sunda, feudalism, Sundanese novel.

Full Text:

PDF

References


Makalah

Nurfaidah, Resti. 2012. “Meme dalam Tiga Cerpen”, makalah dalam Seminar Internasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXXIV yang diselenggarakan oleh Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman di Hotel Moro

Seneng, Jalan Raya Baturaden, Purwokerto, 30—31 Oktober 2012.

Buku

Pratiwi, Fitria. 2012. “Rekonstruksi Maskulinitas dalam Tantri: Perempuan yang Bercerita Karya Cok Sawitri”. Tesis. Depok: FIB-UI.

RAF. 2012. Pipisahan. Cetakan kedua. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Rosidi, Ajip. 2009. Manusia Sunda. Cetakan ketiga. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Sariyun, Yugo. 2006. “Kehidupan Keluarga Masyarakat Sunda” dalam Prosiding Konferensi Internasional Budaya Sunda, jilid kedua, halaman 4

—49. Jakarta: Yayasan Kebudayaan Rancagé.

Shadily, Hasan. 1986. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve.

Simorangkir, O.P. 2004. Feodalisme, Demokrasi, dan Proses Reformasi Menuju Modernisasi. Jakarta: Tim Studi Pembudayaan Pancasila Universitas Krisnadwipayana.

Soewardi, Herman. 2006. “Etos Kerja Orang Sunda” dalam Prosiding Konferensi Internasional Budaya Sunda, jilid kedua, halaman 81— 92. Jakarta: Yayasan Kebudayaan Rancagé.

Supriadi, Asep, Ayi Sofyan, Jujun Herlina, Nandang R. Pamungkas, dan Mohamad Asjar Rasjid. 2010. “Dua Abad Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Sastra Sunda di Jawa Barat: Sebuah Pendataan Awal”. Laporan penelitian Tim. Bandung: Balai Bahasa Bandung.

Wijayanto, Eko. 2012. Genetika Kebudayaan, Seri 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Internet

Christ, Yoppie. 2011. “Satu Pesan Tiga Peristiwa”. Opini dalam http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/25/satu-pesan-tiga-peristiwa-357973.html diunduh tanggal 19 Juni 2013, pukul 12:04 WIB.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.85

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License