FENOMENA PENGGUNAAN MAGI PADA KALANGAN SINDEN DI KABUPATEN SUBANG – JAWA BARAT (STUDI TENTANG SISTEM RELIGI)

Rosyadi Rosyadi

Abstract


Abstrak
Di lingkungan masyarakat Sunda, khususnya pada kalangan seniman Sunda, daerah Subang dikenal sebagai ‘lumbung” sinden yang telah mengorbitkan dan mengantarkan beberapa nama sinden ke puncak popularitasnya. Kondisi ini tidak luput dari lingkungan sosial budaya masyarakat Subang itu sendiri yang gemar berkesenian, baik sebagai seniman praktisi, pemerhati, maupun penikmat karya seni tradisional. Di samping itu, masyarakat Subang yang dalam kehidupan religinya masih kuat memegang adat istiadat, juga turut memengaruhi perkembangan seni sinden. Kepercayaan masyarakat setempat terhadap dunia gaib dan kekuatan-kekuatan gaib, turut pula mewarnai perkembangan dunia pesinden di daerah ini. Tidak sedikit para sinden di daerah Subang yang memanfaatkan tenaga-tenaga magis yang diperoleh melalui ritual-ritual tertentu ataupun melalui jasa paranormal, seperti dukun dan kuncen. Tulisan ini berupaya
menggali penggunaan magi pada kalangan sinden yang telah lama menggejala di daerah Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif serta menggunakan metode deskriptif dengan teknik memaparkan berbagai fenomena yang didapati di lapangan terkait dengan penggunaan magi oleh sinden, selanjutnya dianalisis menggunakan teori-teori kebudayaan.

 

Abstract
In Sundanese community, especially in sundanese artist, Subang area well known as ‘the centre’ of sinden (women singer) that has bring a popularity for several singer. This condition are related to the social and cultural of Subang society that love arts, even though as practitioner, observer, or devotee/spectator of traditional arts. Meanwhile, the life of their beliefs still hold the customs, and it’s also influenced the developing of sinden arts. Believe in superstition also enriching the sinden worlds in this area. A lot of sinden who utilize magical power through rituals or paranormal services. This paper are try to dig deeper about the use of magical power in sinden of Subang area. This research is qualitative research, and use descriptive method, with roll out several of phenomena in the field that related to the use of magical power by sinden. The next step is analysis by using the theory of culture.


Keywords


magi, religi, sinden, Magic, Religion, sinden.

Full Text:

PDF

References


Makalah

Arthur S. Nalan. “Banyak Catatan” Untuk Seni Pertunjukan Milik Kita Sebagai Bangsa: dari Strategi Kebudayaan sampai Strategi Kesenian”. Makalah disampaikan pada Kongres Kebudayaan Indonesia, Bogor 10 – 12 Oktober 2008.

Barnas Somantri. “Napak Tilas Sela-sela Kahirupan Upit Sarimanah”. Kertas Makalah Saresehan Mengenang Jasa Ibu Hajah Upit Sarimanah di Bandung, 30 Oktober 1992.

Munajar, Mas Nanu, 2004 Sinden Kabupaten Subang, Jawa Barat. Suatu Kajian tentang Realitas Perjalanan Ulang-alik Kehidupan Sinden dalam Timbal - Balik. Tesis. Yogyakarta, Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Syarif Moeis, 2008. “Religi Sebagai Salah Satu Identitas Budaya (Tinjauan Antropologis terhadap Unsur Kepercayaan dalam Masyarakat)”. Makalah Disajikan dalam Diskusi Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Buku

Bagdan R.C &Wilken S.R. 1986. Qualitative Research for Education and Introduction to Theory and Method. London, Allyn & Bacon Inc.

Beatty, Andrew. 2001. Variasi Agama di Jawa, Suatu Pendekatan Antropologi. Terjemahan oleh Achmad Fedyani Saefudin. Jakarta: Raya Grafindo Persada.

Burke, Peter. 2001. Sejarah dan Teori Sosial. Terjemahan oleh Mestika Zed dan Zulfami. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda, Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Geertz, Clifford. 1989. Abangan, Santri Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Terj. Aswab Mahasin. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

_____. 1990. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat, cetakan ke-7.

_____. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia (UI PRESS), Cetakan Kedua.

Nasution, S. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.

P.H. Embuiru.1979. Marga Bahagia. Penerbit Nusa Indah. Ende – Flores.

Pals, Daniel. 2001. Seven Theories of Religion: Dari Animisme E.B. Tylor, Materialisme Karl Marx Hingga Antrolologi Budaya C.Geertz. Alih Bahasa Ali Noer Zaman. Yogyakarta: Pnerbit Qalam.

Prawiroatmojo, S. 1989. Bausastra Jawa-Indonesia Cetakan 4. Jilid II. Edisi ke-2. Jakarta: Haji Masagung.

Ratna Megawangi. 1999. Membiarkan Berbeda? Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender. Bandung: Mizan.

Rosidi, Ajip. 1999. Dalang Abor dalam Panggung Sejarah. Persembahan Kepada Prof. Dr. Denys Lombard, Ed. Henri Chambert-Loir dan Hasan Muarif Ambary (Jakarta: Ecole francaise d’Extreme-Orient, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Soepandi, Atik., Rosid Abdurahman, Iyus Rusliana, Tatang Suryana. 1986/1987. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional di Jawa Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Soepandi, Atik.1988. Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung: Pustaka Buana.

Suparlan, Y.B. 1988. Kamus Kawi Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Koran

Haryadi Suadi, “Dari “Sorban Palid” Nyi Mene Sampai “Es Lilin” Nyi Mursih”. Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung 21 Oktober 1997.

Ieke Sartika Iriane. “Persepsi Perempuan Sunda Berkeluarga”, Pikiran Rakyat, 4 Oktober 2001.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.90

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License