PERKEMBANGAN TAMAN KOTA DI BANDUNG MASA HINDIA BELANDA (1918-1942)

Hary Ganjar Budiman

Abstract


Abstrak

Penelitian ini berusaha menguraikan tentang perkembangan taman kota serta analisis persebarannya di Bandung pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Penelitian ini penting untuk dilakukan agar diketahui contoh pola perancangan taman kota yang baik dalam perkembangan kota. Penelitian ini menggunakan metode sejarah (heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi) dengan pendekatan sosio-spatial. Adapun konsep yang digunakan adalah “dialektika sosiospatial”, yaitu di suatu sisi masyarakat menciptakan dan memodifikasi ruang-ruang perkotaan namun di sisi lain, pada saat bersamaan, berbagai ruang berusaha disesuaikan agar sesuai dengan ruang-ruang tempat mereka tinggal dan kerja. Melalui penelitian ini diketahui bahwa pembangunan taman-taman kota dipengaruhi oleh peranan elit Eropa (Preangerplanters dan pejabat pemerintah) di Bandung. Pembangunan taman kota terjadi sepanjang tahun 1918  hingga 1925 bersamaan dengan rencana perpindahan ibu kota Hindia Belanda ke Bandung. Taman kota dibangun sebagai fasilitas publik yang berada di dekat lingkungan pendidikan, perumahan, dan pemerintahan. Pengambil kebijakan di masa itu  menyadari pentingnya penyediaan ruang hijau ketika jumlah penduduk dan kehidupan kota semakin berkembang. 

 

Abstract

This study tried to describe the development of the city park and the analysis of their distribution in Bandung during the reign of the Dutch East Indies. This research is important to do in order to know the examples of design pattern of a city park in both of the development of the city. This study uses historical methods (heuristic, criticism, interpretation, and historiography) with socio-spatial approach. The concept used in this research is the "dialectic sosiospatial" ; a society creates and modifies the urban spaces, but on the other hand, at the same time, a variety of space is tried to be adjusted to fit the spaces where they live and work.Through this research, can be inferred that the construction of city parks affected by the role of the European elite (Preangerplanters and government officials) in Bandung. City park development occurs throughout the 1918 to 1925 along with plans to transfer the capital of the Dutch East Indies to Bandung. City Park was built as a public facility that was located near an educational environment, housing, and governance. Policy makers at the time realized that the importance of providing green space when the population of city life is growing.


Keywords


Taman kota, Bandung, preangerplanters, kota kolonial, City park, Bandung, preangerplanters, colonial city.

Full Text:

PDF

References


Arsip

Bandoeng Town Plan Second Edition. 1933, ANRI.

Verslag van der Toestand der Gemeente Bandoeng over de Jaren 1906/1918, Perpustakaan Nasional.

Makalah, Skripsi, dan Tesis

Budiman, Hary Ganjar. 2010. Taman Kota di Bandung (1885-1942). Skripsi. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Dienaputra, Reiza. 2004 Bandung 1906-1970; Studi tentang Perkembangan Ekonomi Kota, Makalah disajikan pada “The 1st Internasional Conference on Urban History”, Surabaya: 23-25 Agustus.

Hardjasaputra, Sobana . 2002. Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906. Disertasi, Depok: FIB UI

Hariyono, Agung. 2007. Perkembangan Gaya dan Bentuk Rumah Tinggal di Kota Bandung. Skripsi. Jatinangor: Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Maulana, Suhardi. 2002. Seremban Urban Park, Malaysia: A Preference Study.Tesis. Blacksburg: College of Architecture and Urban Study.

Buku

Kunto, Haryoto. 1984. Balai Agung Kota Bandung: Granesia.

_____. 1984. Wajah Bandoeng Tempo Doloe. Bandung: Granesia.

_____. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya.: Granesia. Kuper, Adam dan Jessica Kuper. 2000. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lubis, Nina Herlina, Kunto Sofianto, Ietje Marlina, Sobana Hardjasaputra, Reiza D. Dienaputra, Mumuh Muhsin Z. 2000. Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Jatinangor: Alqaprint

Mrazek, Rudolf. 2006. Engineers of Happy Land; Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nas, Peter J.M. 2007. Kota-kota Indonesia; Bunga Rampai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rogers, Elizabeth Barlow. 2001. Landscape Design: A Cultural and Architectural History. New York: Harry N. Abrams, Inc.

Soekiman, Djoko. 2011. Kebudayaan Indis: dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVII-Medio XX). Jakarta: Komunitas Bambu.

Suganda, Her. 2007. Jendela Bandung; Pengalaman Bersama Kompas. Jakarta: Kompas.

Tresnawati, Titin. 2008. Industri Pariwisata di Bandung Masa Hindia-Belanda (1898-1942). Skripsi. Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Internet

Dümpelmann, Sonja. “The Park International: Park System Planning as An International Phenomenon at The Beginning Of The Twentieth Century” diakses dari www.ghi-dc.org/publications, Tanggal 18 Juli 2009

Kompas. “Janji Ridwan Kamil untuk Tahun 2015, dari Taman sampai Monorel” diakses dari http://regional.kompas.com/read/2014/09/16/13041431/janji.ridwan.kamil.untuk.tahun.2015.dari.taman.sampai.monorel, diakses Tanggal 25 Februari 2015.

NN.

“Public Park and Garden in Manchester” diakses dari http://www.manchester2002-uk.com/daytrips/parks-gardens.html, Tanggal 4 Juni 2015

http://www.europecities.com/en/786/netherlands/amsterdam/place diakses Maret 2010.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v7i2.91

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License