KAJIAN NILAI BUDAYA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL DI GIRI JAYA PADEPOKAN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
Abstract
Abstrak
Giri Jaya Padepokan yang terletak di kaki Gunung Salak, tepatnya di Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, memiliki bangunan-bangunan lama yang berarsitektur tradisional. Bangunan-bangunan tersebut perlu diperhatikan, dipelihara, dan dilestarikan keberadaannya. Pelestarian bangunan tersebut juga sekaligus melestarikan keterkaitan antara bangunan dan kehidupan komunitas manusianya, baik sehari-hari maupun ritual. Bagaimana konsep bangunan dalam struktur, fungsi, serta bentuk bangunan tidak banyak orang mengenalnya. Untuk itu, melalui penelitian yang bersifat deskripsi dengan pendekatan kualitatif dapatlah dipahami konsep-konsep tersebut. Dari hasil kajian tersebut, dapat dinyatakan bahwa bentuk-bentuk bangunan peninggalan leluhur Giri Jaya Padepokan itu selain memiliki bentuk bangunan berarsitektur tradisional Sunda, juga pada beberapa bagian bangunan ada pengaruh arsitektur Jawa dan Kolonial Belanda. Hal itu bisa terjadi karena leluhur Giri Jaya Padepokan sebagai pendiri bangunan tersebut memiliki pengalaman yang berkaitan dengan keberadaan Kolonial Belanda di Tatar Sunda serta pertemanannya dengan seseorang yang berasal dari “Mangku Negara” Surakarta.
Abstract
The village of Giri Jaya Padepokan that lies on the foothill of Mount Salak has many buildings of traditional architecture. These buildings have to be preserved. To preserve those buildings means to preserve the relationship between the buildings themselves and the life of the community. There are very few people who have knowledge about the those traditiional buildings in term of structure and functions, as well as the shape. In understanding these concepts the author conducted a descriptive research method with qualitative approach. The author came into conclusion that despite of traditional Sundanese architecture, some of the buildings were influenced by both Javanese and Dutch colonial styles. The styles were adopted during their period of ruling Sundaland over centuries.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Eko, Prof. Ir., M.Sc. (Ed). 1991. Jatidiri Arsitektur Indonesia. Bandung : Alumni. Budisantoso, S., Prof. DR. 1996. Identitas Budaya dalam Arsitektur Tradisional dalam Menuju Arsitektur Indonesia – Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. (Ed.). Bandung : Alumni. Frick, Heinz. 2001. Pola Struktural dan Teknik Bangunan Indonesia – suatu Pendekatan Arsitektur Indonesia Melalui Pattern Language Secara Konstruktif dengan Contoh Arsitektur Jawa Tengah. Yogyakarta : Kanisius. Kunto, Haryoto, Ir, dkk. 1996. Study Sejarah sosial dan Budaya Kawasan Saguling (Padalarang dan Sekitarnya). Bandung : Group Kota Kembang. Imran, Ahda. Menyoal Estetika Sunda dalam Pikiran Rakyat, 5 april 2008.
Muanas, Dasun, dkk. 1998.
Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta : Depdikbud RI.
Sastrowardojo, Robi Sularto, Ir. 1996.
Peranan Arsitektur Tradisional dalam Menuju Arsitektur Indonesia – Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. (Ed.). Bandung : Alumni.
Syafwandi, Drs. 1985.
Menara Mesjid Kudus – dalam Tinjauan Sejarah dan Arsitektur. Jakarta : Bulan Bintang.
Wiartakusumah, Jamaludin. Seni Rupa – Mencari Estetika dalam Budaya Rupa Sunda dalam Pikiran Rakyat, 5 April 2008. Wiryomartono, A. Bagoes P. 1995. Seni Bangunan dan Seni Binakota di Indonesia : Kajian mengenai Konsep, Struktur, dan Elemen Fisik Kota Sejak Peradaban Hindu-Budha, Islam Hingga Sekarang. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Surat Kabar Buser Metropolitan. Edisi Maret 2009/Tahun IV/260.
DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v2i3.238
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Patanjala Indexed by :
ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.