PERKOTAAN KOLONIAL PADA ABAD XIX - XX, DI KOTA SERANG, BANTEN; KAJIAN ARKEOLOGI-HISTORIS

Lia Nuralia

Abstract


Abstrak
Tulisan ini bertujuan memberi gambaran tentang perkotaan kolonial di Kota Serang pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda (Abad XIX-XX), dilihat dari perspektif arkeologis dan historis. Dengan menggunakan metode penelitian arkeologi (survei permukaan) dilengkapi dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara (sejarah lisan), dapat diketahui bahwa pada masa kolonial Belanda telah terjadi perubahan wilayah permukiman di Kota Serang yang cukup pesat dan siginifikan, sehingga penting diungkapkan ke permukaan. Perubahan terjadi terutama dalam pembagian wilayah perkotaan dan fungsi bangunan. Secara umum wilayah permukiman di Kota Serang ketika itu terbagi ke dalam 3 bagian wilayah, yaitu: pemukiman, perkantoran, dan perdagangan. Pembagian ini sebagai hasil kajian melalui bangunan lama periode kolonial dan tinggalan budaya materi lainnya yang masih ada sekarang. Seiring dengan pembagian wilayah tersebut, juga telah terjadi perubahan bentuk dan gaya arsitektur bangunan menjadi bergaya Indis atau pencampuran antara gaya Eropa dan gaya lokal. Hal ini tampak pada bentuk bangunan tinggi, dinding tebal, bentuk atap joglo, memiliki teras atau koridor di sepanjang bangunan atau pada sebagian luar bangunan. Selain perbahan secara fisik, perubahan non fisik juga terjadi ditandai dengan adanya perubahan pola sikap atau perilaku. Masyarakat Kota Serang menjadi lebih terbuka terhadap masuknya unsur budaya asing. Juga lebih toleran terhadap perbedaan kebiasaan antar etnis yang beragam dalam masyarakat heterogen.

 

Abstract

The aim of this research is to describe the colonial urban in Serang, Banten during the Dutch colonial era (19th – 20th century), based on historical remains and material culture as well. By conducting archaeological method (surface survey) and interview (oral history) it is found that there was a rapid and significant change in residence areas then, especially in zoning the urban areas and function of buildings. Generally, Serang was divided into three zones: residential, office, and commercial. Along with that zoning, there were also changes in the architecture of buildings, combining both local and European styles, called Indische style. It is seen in the form of high-rise buildings, thicker walls with joglo style for the roof, terraces or corridors along the building or outside the building. Beside physical changes, there were also non-physical changes in term of behavioural patterns. The inhabitants of the city became more open to foreign culture and more tolerant in building relationship with other heterogeneous ethnic groups.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR SUMBER

Buku Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan (terjemahan dari Interpretation of Culture). Yogyakarta: Kanisius Press

Handinoto. 2010. Arsitektur dan Kota-kota di Jawa Pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu Heidegger, Martin. 1974. Identity and Difference, New York: Harper Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Jurusan Serajah, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada. _________. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya (terj.) Abdul Hakim dari Jaarboek van Batavia en Omstreken. Jakarta : PT Metro Pos Kuper, Adam. 1999. Culture. Cambridge: Harvard University Press Lubis, Nina Herlina. 2004. Banten Dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara. Jakarta: LP3ES. Mundardjito, 1990. Metode Penelitian Permukiman Arkeologis. Dalam Edi Sedyawati, ed. Monumen: Karya Persembahan Untuk Prof. Dr. Soekmono. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Nuralia, Lia. 2011. Pemukiman di Pusat Kota Subang: Bangunan Bersejarah Peninggalan Perusahaan Perkebunan Pamanoekan En Tjiasem Landen. Dalam Ali Akbar (Editor), Arkeologi Peran Dan Manfaat Bagi Kemanusiaan. Bandung: Al-Qaprint. Halaman 99-116 Reiner, G.J. 1997.History Its Purpose and Methods. George Allen and Unwim Ltd, London Said dan Bambang Budi Utomo. 2006. Permukiman dalam Perspektif Arkeologi. dalam Truman Simanjuntak, Permukiman di Indonesia Perspektif Arkeologi. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata. Sumintarja, D. 1981. Kompendium Sejarah Arsitektur, Jilid I. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Weber, Karl Emil Maximilian. 1996. The City. Translated and Edited by Don Martindale and Gerturd Neuwirt. New York: The Free Press Yunus, Hadi Sabari. 1987. Permasalahan Daerah „Urban Fringe‟ dan Alternatif Pemecahannya. Dalam Kursus Perencanaan Pembangunan Regional Untuk Penyusunan Kerangka Pembangunan Strategis (KPS). Yogyakarta: Fak. Geografi UGM

Laporan Penelitian

Achmadi, Syarif, et al. 2005. Laporan Penilaian Bangunan Stasiun Kereta Api Serang dan Karangantu, Kabupaten Serang. Serang: BP3 Serang, wilayah Kerja Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung. Tim Penyusun. 2011.

Laporan Penelitian Arkeologi: Permukiman Puncak-Puncak Peradaban Awal Masehi Sampai Masa Kolonial di Kabupaten Serang dan Sekitarnya, Provinsi Banten. Bandung: Balai Arkeologi Bandung (tidak diterbitkan) Tim BP3 Serang. 2004. Laporan Inventarisasi Bangunan Kolonial di Kabupaten Serang. Serang: BP3 Serang, wilayah kerja Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung Tim BP3 Serang. 2004. Laporan Pemetaan, Penggambaran, dan Pembobotan Gedung Juang Serang. Serang: BP3 Serang, wilayah kerja Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung. Tim BP3 Serang. 2006. Laporan Pemetaan, Penggambaran, dan Pembobotan Gedung Makorem 064 Maulana Yusuf Serang. Serang: BP3 Serang, wilayah kerja Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung

Internet

“Pengertian pemukiman”, dalam http://kuliaharsitektur.wordpress.com/2008/11/15, diakses 12 Februari 2012

Informan

Satari, Mukmin. 2011. Ketua DKM Mesjid Kuno Kaujon di Kampung Kuno Kaujon. Wawancara. Serang, April 2011. Muslih. 2011. Ketua DKM Mesjid Kubang dan Juru Kunci Pemakaman Umum Al-Barokah di Kampung Kubang. Wawancara. Serang, April 2011. Juariyah. 2011. Pemilik Rumah Kuno di Kampung Kuno Kaujon. Wawancara. Serang, April 2011. Mukhlis. 2011.Pemilik Rumah Kuno di Kampung Kuno Kaujon. Wawancara. Serang, April 2011.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v5i1.151

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License