Dinamika Industri Kopi Bubuk di Lampung (1907-2011)

Hary Ganjar Budiman

Abstract


Abstrak

Penelitian ini berjudul “Dinamika Industri Kopi Bubuk di Lampung (1907-2011)”. Kopi merupakan salah satu sumber daya unggulan di Lampung. Keberadaan industri kopi di Lampung ditopang oleh banyaknya perkebunan rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam penelitian ini digunakan konsep industri. Industri adalah kegiatan manufaktur yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Awal mula budidaya kopi di Lampung dilatarbelakangi oleh perpindahan penduduk dari Jawa ke Lampung yang telah berlangsung sejak 1905. Para kolonis datang ke Lampung untuk membuka lahan dan menanam berbagai komoditas, salah satunya adalah kopi. Proses perpindahan terus berlangsung dalam beberapa periode; 1905-1941 (Hindia-Belanda) dan pada 1950-1986 (masa kemerdekaan). Selama proses tersebut, pembukaan lahan-lahan perkebunan kopi terus dilakukan di berbagai daerah. Industri kopi bubuk yang pertama berdiri adalah Kopi Njit Sin Hoo (Rajawali) yang sudah ada sejak 1907. Njit Sin Hoo kemudian berganti nama menjadi Kopi Sinar Baru Cap Bola Dunia pada 1950. Industri kopi bubuk berkembang pesat pada 1980 dengan bermunculannya beragam merk kopi bubuk. Memasuki tahun 2007 hingga 2010 dikenal kopi luwak yang memiliki kualitas istimewa dan dikenal di dalam dan luar negeri. 

 

Abstract

Coffee is one of major resources in Lampung. It is supported by many people’s plantations. The author conducted methods in history: heuristic, critique, interpretation, and historiography. The concept that is used in this study is “industry”. Industry is manufacture activities involving productivity in processing raw material into half-finished or finished goods. Coffee cultivation in Lampung was motivated by migrations from Jawa to Lampung that took place in 1905. The colonists opened and cultivated land with many commodities, including coffee. There are two phases of migration: during the Dutch colonialism (1905-1941) and after the Independence (1950-1986), and in those periods many coffee plantations were opened in many areas. The first coffee powder industry Njit Sin Hoo (Rajawali) was established in 1907. In 1950 it changed the name into Kopi Sinar Baru Cap Bola Dunia. Coffee industry made its big progress in 1980 along with the introduction of many new brands. By 2007 until 2010 kopi luwak, which has special quality, was introduced.


Keywords


kopi, Lampung, industri kopi bubuk, coffee, Lampung, coffee powder industry.

Full Text:

PDF

References


Buku

Agustian, Adang. 2003. Daya Saing dan Profil Produk Agroindustri Kopi Skala Kecil (Kajian di Provinsi Lampung). Balai Besar Penelitian dan Perkembangan Pascapanen Pertanian.

BPS Lampung. 1983. Lampung dalam Angka. 1982-1983.

--------. 1986. Lampung dalam Angka. 1985-1986.

Cowan, Brian. 2005. The Social Life of Coffee; The Emergence of British Coffehouse. London: Yale University

Creutzberg , Pieter dan J.T.M. van Laanen. 1987. Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.

Dahlan, Halwi. 2006. Sejarah dan Perkembangan Transmigrasi di Indonesia; Gedong-tataan di Provinsi Lampung. Laporan BPSNT Bandung

--------. 2007. Kabupaten Lampung Selatan; Suatu Tinjauan Sejarah. Laporan BPSNT Bandung

Hutabarat, Budiman. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya terhadap Kinerja Industri Perkopian Nasional. (Dalam Jurnal Argo Ekonomi, vol 22 no. 2)

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 dari Emporium sampai Imperium. Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat. 1984. Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Teggia, Gabriella dan Mark Hanusz. 2003. A Cup of Java. Singapura: Equinox.

Ukers, William H. 1922. "The Introduction of Coffee into Holland". All About Coffee. New York: Tea and Coffee Trade Journal. 12 Februari 2010.

Wacana; Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Vol 8 no 2, Oktober 2006.

Universitas Indonesia.

Weinberg, Bennett Alan; Bealer, Bonnie K. 2001. The world of caffeine : the science and culture of the world's most popular drug. New York: Routledge.

Koran dan Majalah

Antara 10 Januari 2009, “Ekspor Kopi Lampung Hasilkan 586,561 Juta Dolar AS”

Kompas, 18 Desember 2010, “Dulu Dianggap Hama, Kini Jadi Maskot”.

Kompas, 18 Desember 2010, “Kopi Luwak, dari Era Tanam Paksa ke "Oprah Winfrey Show".

Lampung Post, 23 Januari 2011, “Coffee

Morning’, ‘Coffee Day’, dan Kopi Dangdut”.

Lampung Post, 23 Januari 2011, “Seruput Kopi Lampung”.

Tempo, 12 Desember 1981. “Karet Membusuk, Desa Ditinggal”.

Internet

http://www.desamerdeka.com/lintas-desa/wartadesa/2012/06/sejarah-desa-tarnsmigran-pertama-di-lampung/ (diakses 12 Februari 2011)

http://en.wikipedia.org/wiki/Coffe (diakses 21 Maret 2011)

DAFTAR INFORMAN

Lukas Sukianto

Tempat tanggal lahir: Mei 1983

Alamat: Jl. Ikan Kakap No. 36/57. Teluk Betung – Bandar Lampung

Pekerjaan: Pemilik Perusahaan Kopi Bubuk Sinar Baru

R. Bambang, SP., SE.

Tempat tanggal lahir: Lampung, 19 November 1955

Alamat: Jl. Dewi Sartika no 16. Golak-galik-Teluk Betung Utara

Pekerjaan: Kepala Kantor BPD AEKI Lampung

Syamsir Alam

Tempat tanggal lahir: Bandar Lampung, 23 Juni 1986

Alamat: Jl. Ikan kapasan no.12 Kel.Bumi Waras. Kec. Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung

Pekerjaan: Mahasiswa Unpad jurusan Ilmu Sejarah

Tamrin Tamin

Tempat tamggal lahir: Bengkulu, 15 Agustus 1938

Alamat: Jl. Ikan kapasan no.12 kel.Bumi Waras. Kec. Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Lampung.

Pekerjaan: Wakil ketua SPSI Lampung




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v4i3.161

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License