ARSITEKTUR RUMAH BETANG (RADAKNG) KAMPUNG SAHAPM

Poltak Johansen

Abstract


Abstrak

Arsitektur dari suatu bangsa, pada suatu masa sering berbeda-beda, baik dalam hal bentuk maupun konsep-konsep yang melandasinya. Hal ini tentu disebabkan adanya perbedaan kebudayaan dari suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Setiap suku bangsa biasanya akan menunjukkan identitas budayanya melalui benda-benda budaya yang mereka buat. Demikian halnya masyarakat Dayak Kanayatn memiliki ciri tersendiri dalam bentuk arsitektur bangunan khususnya bangunan rumah tinggal. Bentuk arsitektur masyarakat Dayak Kanayat’n yang tinggal di Desa Sahapm tercermin dalam bentuk Rumah Betang atau Rumah Panjang dan hingga kini masih dijaga dan dihuni oleh masyarakat. Bentuk rumah Betang juga menunjukkan hidup kebersamaan bagi penghuninya. Dalam  Rumah panjang atau Rumah Betang mereka berinteraksi antara bilik yang satu dengan bilik yang lainnya. Tujuan penulisan untuk mendeskripsikan bentuk arsitektur Rumah Betang dan keberadaannya pada saat ini, selain itu penelitian ini juga  mendeskripsikan kehidupan masyarakat di Rumah Betang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan tehnik pengamatan dan wawancara dalam menggali data di lapangan serta studi kepustakaan sebagai menggali bahan untuk menulis.

 

Abstract

The nation has a diverse architecture, both in terms of form as well as the underlying concepts. The diversity of architecture due to differences in the culture of a society. Each tribe will usually show its cultural identity through cultural objects that they create. Similarly with Kanayatn Dayak community has its own characteristics in the architecture, especially residential buildings. Architectural form of the Dayak people who live in the village Dayak Kanayat'n reflected in the form of Rumah Betang or Rumah Panjang and is still maintained and inhabited by people. Betang shapes also showed live together or togetherness. The people who lived in Rumah Panjang interact with each other in one room to other room. The main purposes of this study is to describe the architectural form and its existence today. In addition, this study describe betang people's lives at home. The method used is descriptive-qualitative method using the techniques of observation and interviews to collect data in the field and library research.


Keywords


arsitektur, rumah betang, Dayak, architecture, rumah betang, Dayak.

Full Text:

PDF

References


Buku

Ahmad R, M. 2002. Studi Tentang Komunikasi dalam Masyarakat Dayak Kanayatn. Tesis. Bandung. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung.

Alqadrie, Syarif Ibrahim. 1994. Mesianisme dalam Masyarakat Dayak di Kalimantan Barat (Keterkaitan Antara Unsur Budaya dengan Realitas Kehidupan Sosial Ekonomi). dalam Kebudayaan Dayak Aktualusasi dan Transformasi. LP3S – IDRD.

Alqadrie, Rosandra Dian. 2013. Penyerbukan Silang Kebudayaan dalam Arsitektur Perkotaan Pontianak Sebagai Wujud Warisan dan Pewarisan Budaya. Makalah. Disampaikan pada Kongres Kebu-dayaan Indonesia. Yogyakarta.

Andasputra, Nico et al. (eds). 1997. Mencermati Dayak Kanayat’n. IDRD- Pontianak

Awie, I. Libertus. 2002. Peran Adat dalam Dimensi Kehidupan Orang Dayak. Makalah, pada Dialog Antar Tokoh. Singkawang.

Aryani, Christiaty. 1993. Fungsi Sosial Budaya Rumah Panjang pada Masyarakat dayak Kanaytn. Laporan Penelitian BKSNT Pontianak.

Frans, L. Jacobus dan Concordius Kayan. 1994. Rumah Panjang Sebagai Pusat Budaya pada Masyarakat Suku Bangsa Dayak Iban dan Binuaka. dalam Kebudayaan Dayak Aktualusasi dan Transformasi. Pontianak, LP3S – IDRD.

Johansen, Poltak. 1993. Aspek Budaya Masyarakat Dayak Kanayat’n. Pontianak Laporan Penelitian BKSNT – Pontianak.

Kalvin , A. 1989. Melacak Penghayatan Hidup Masyarakat Dayak. dalam Majalah Basis No. XXXVIII – 9.

Koentjaraningrat. 1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. PT Jakarta: Dian Rakyat.

Lontaan, J.U. 1975. Sejarah Hukum dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta: Bumi Restu.

Mudiyono. 1994. Perubahan Struktur Pedesaan Masyarakat Dayak dari Rumah Panjang ke Rumah Tunggal. dalam Kebudayaan Dayak Aktualusasi dan Transformasi. Pontianak. LP3S– IDRD.

Purwana, Bambang H. Suta. 2007. Identitas dan Aktualisasi Budaya Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Dirjen NBSF. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta.

Internet

Ramsya, Irwin. “Bentuk, Susunan, dan Pola Ruang Arsitektur Melayu Kalimantan Barat” dalam Arsitektur Melayu Kalbar. Studiomelayu-arsitektur rmelayu-kalbar.blogspot. com. Tanggal akses 6 Nopember 2013

http://dayakkebahanberbagi.wordpress.com/2011/04/13/rumah-betang-salah-satu-karakteristik-kebudayaan-dayak-yang-semakin-terlupakan. Tanggal akses l3 Maret 2014.

Fazz.wordpresscom/2007/05/18.”Rumah Betang, Rumah Adat dan Budaya yang Hampir Tersingkirkan” di unduh tanggal 7 Maret 2014.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i3.175

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License