TENUN GEDOGAN DERMAYON

Ria Intani T.

Abstract


Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menggali pengetahuan tentang tenun gedogan Dermayon. Tentang bahan-bahan, alat yang digunakan, teknik pembuatan, sampai dengan sistem produksi, konsumsi, dan distribusi. Penenun gedogan berada di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bertenun di Juntikebon merupakan industri rumahan. Sepintas sulit menunjukkan angka pasti jumlah pengrajin. Penyebabnya adalah nyaris semua pengrajin adalah pengrajin sambilan. Mereka bertenun setelah bersawah dan bilamana ada waktu. Ilmu sekaligus alatnya merupakan warisan orang tua. Produksinya berupa selendang yang pada zamannya berfungsi sebagai alat gendong. Keterbatasan modal dibarengi ketiadaan generasi penerus di dalam keluarga menjadi penyebab keterbatasan dalam berproduksi. Ketiadaan promosi berakibat masyarakat awam terhadap tenun gedogan. Penyaluran hasil produksi lebih mengandalkan pada bakul, mereka adalah pembeli sekaligus penjual.

 

Abstract

This research was conducted to explore the knowledge of gedogan Dermayon weaving. This research includes materials, equipment used, manufacturing technique, production system, consumption, and distribution. Gedogan weavers lives in the Juntikebon village, Juntinyuat-Indramayu. Research carried out by using descriptive method with qualitative approach. The results showed that weaving activity in Juntikebon is a home industry. There are no definite figures that can indicate the number of weavers. The reason is almost all weavers are sideline weavers. They weave after doing wet-rice cultivation, and when they have time to do it. Science and tools are inherited from parents. Production is shawl that at that time used to be a carrying tool. Limited capital accompanied by lack of continuer generation in the family cause the limitations in production. Lack of promotion resulted the commonness society about gedogan weaving. That is why the distribution of production realy more on wholesaler, they are buyers and sellers.


Keywords


tenun gedogan, pekerjaan sambilan, selendang, bakul, gedogan weaving, sideline jobs, shawl, wholesaler.

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2005.

“Kain-kain Adat Indonesia Makna dan Fungsinya”. Makalah di-sampaikan pada Seminar Tekstil Tradisional yang Dipengaruhi Oleh Budaya Cina.Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Ke-budayaan dan Pariwisata Museum Nasional. November. As., Sumijati. 2007. Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Dahana. 2005. Gelombang Migrasi Etnik Tionghoa ke Indonesia. Makalah Seminar Tekstil Tradisional yang Di-pengaruhi oleh Budaya Cina. Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta. Dinas Koperasi dan Pemberdayaan. 2006. Daftar Isian Potensi Desa Pemerintah Kabupaten Indramayu. Disbudpar Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Direktorat Tradisi. 2008. Inventarisasi Aspek-Aspek Tradisi (Tenun Tradisional). Jakarta. Isniawati. Nina. 1988. Simbolisme dalam Batik Kera-tonan Cirebon. FISIP UNPAD. Bandung. Kartiwa, Suwarti dan Arifin, Zaenal. 2005.

“Fungsi dan Makna Kain Tradisional yang Dipengaruhi Budaya Cina”. Makalah dalam Seminar Tekstil Tradisional yang Dipengaruhi Oleh Budaya Cina. Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta. Kwan Hwie Liong. 2005. “Kain dan Pakaian Tradisional Indonesia yang Dipengaruhi Budaya Tionghoa”. Makalah Seminar Tekstil Tradisional yang Dipengaruhi oleh Budaya Cina. Direktorat Tradisi Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta. Kadir, Azhari. 2006. Tapis Kain Tenun dan Sulaman Tradisional Lampung. Bandar Lampung. Saptono, Nanang. 2003. “Tenun dalam Hubungannya Dengan Proses Perubahan Bu-daya”. Makalah dalam rangka Seminar Sehari Upaya Pelestarian Seni Tenun Tradisional dalam Era Teknologi. Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung. Supriyo. S Teks. 2003. “Sejarah Perkembangan Teknologi Tenun Tradisional di Jawa Barat”. Makalah Seminar tentang Upaya Pelestarian Seni Tenun Tradisional dalam Era Teknologi. Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung. Tresnasih, Ria Intani. 2005. Menelusuri Kejayaan Tenun Majalaya. BKSNT. Bandung. Z., Ferina. 1988.

Tinjauan Kain Tapis Lampung. Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Bandung.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v2i1.204

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License