MAKNA DAN SIMBOL DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG

Enden Irma Rachmawaty

Abstract


Abstrak
Masyarakat Sunda memiliki budaya tradisional yang beragam. Walaupun keberadaannya tidak sama, apabila kita lihat nilai filosofinya, semua memiliki nilai filosofi yang cukup tingggi. Salah satunya ialah upacara adat perkawinan. Setiap acara dalam adat perkawinan tersebut memiliki simbol dan makna sebagai lambang kehidupan kebudayaan masyarakat pemiliknya. Penelitian ini bertujuan mengungkap Upacara Adat Perkawinan Sunda yang sampai saat ini masih tetap lestari. Penelitian upacara adat ini bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Upacara adat ini terdiri atas kegiatan sebelum pernikahan, saat pelaksanaan pernikahan dan setelah pernikahan. Dalam kegiatan sebelum pernikahan ada beberapa upacara di antaranya neundeun omong, ngalamar (minang), nyangcang (mengikat calon pengantin), narikan (menentukan kepastian), dan seserahan. Saat pelaksanaan pernikahan terdiri atas akad nikah dan sungkem. Setelah pelaksanaan pernikahan terdapat upacara sawer, nincak endog dan huap lingkung. Semua rangkaian upacara tersebut memiliki simbol dan makna tersendiri.

 

Abstract
The Sundanese society has various traditional cultures. All of them have very
high philosophical values, although some differences exist. Wedding ceremony is one of them. Every steps in Sundanese wedding ceremony has meanings and symbols of their cultural life. This research is a descriptive study concerning Sundanese wedding ceremony using qualitative method. The ceremony consists of activities that are implented before, during, and after the wedding. Before the wedding there are neundeun omong (a kind of promise given by a man to the family of the bride-to-be that he would marry a woman of their family), ngalamar (to propose), nyangcang (to engage), narikan (to confirm), and seserahan (gifts from the bridegroom to the bride symbolizing his responsibility as husband in their marriage). During the wedding there are akad nikah (the wedding pledge) and sungkem (giving tribute to the parents and the elders). Lastly, after the wedding they have sawer (pouring rice and coins to the bride and the bridegroom symbolizing their fortune in the future), nincak endog and huap lingkung.


Keywords


upacara, perkawinan adat Sunda, ceremony, wedding, Sundanese tradition.

Full Text:

PDF

References


Departemen P & K. 1978. Petunjuk Pelaksanaan Adat dan Upacara Perkawinan, Jakarta: PP & PPKD.

Departemen P & K, 1982. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Jawa Barat. Jakarta: Proyek Invent a r i s a s i da n Dokumentasi.

Departemen P & K, 1983. Upacara Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi.

Muhtar Uton, dkk. 1994.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v3i2.277

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License