NGARUWAT SOLOKAN DI DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Lina Herlinawati

Abstract


Abstrak
Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat pada umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Hal itulah yang mendorong penulis untuk mengunjungi masyarakat Cihideung di Kabupaten Bandung Barat, yang hingga kini setiap tahun masih melaksanakan upacara tradisional yang berkaitan dengan pertanian, yaitu Ngaruat Solokan atau Hajat Cai. Upacara yang merupakan sisa kepercayaan leluhur dan masih diyakini mereka adalah tradisi ritual untuk memelihara mata air dan selokan. Mereka memohon kepada Allah, karuhun, dan penunggu mata air, agar air selalu dalam keadaan lancar. Mereka pun sangat bersyukur dengan limpahan air, yang membuat mereka bisa bercocok tanam serta memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga kini. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Dari pelaksanaan upacara tersebut terkandung berbagai macam norma serta nilai budaya yang berguna untuk mengukuhkan rasa solidaritas atau kebersamaan antarsesama warga masyarakat, yaitu nilai-nilai religius, sosial, ekonomi, pendidikan, dan rekreatif.

 

Abstract
Traditional ceremonies are interesting things to study because they are unique,
sacred, and have moral values. Ngaruat solokan or hajat cai is a kind of ceremony that is conducted every year by Cihideung people in Kabupaten Bandung Barat. The ceremony is a remnant of ancestral beliefs and perceived as ritual tradition to preserve springs and streams. The people request for the mercy of God, ancestors and the spirit of the spring asking the water to be in abundance. They would be grateful for the abundance of the water that makes them cultivate and fulfill their daily needs up  to this day. Solidarity can be built through this kind of ceremony, e.g. religious, social, economical, educational and recreational values. This is a descriptive research with qualitative method.


Keywords


pertanian, mata air, Ngaruat Solokan, agriculture, spring, Ngaruat Solokan

Full Text:

PDF

References


Ngaruwat Garut Selatan. Muhammad Zia Ulhaq. id-id.facebook.com/topic.php?uid=270577024309&topic=46066

Ruwatan dalam Budaya Sunda. Eko Risanto. e k o r i s a n t o . b l o g s p o t . com/2009/08//ruwatan-dalambudaya-Sunda-1.html

www.ratupelet.com/makna.ruwatan

www.potlot-adventure/2009/11/21/p i l i h a n - b a r u - k e b u n - t e h -

pengheotan




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v3i2.280

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License