RONGGENG BUGIS DALAM TINJAUAN SEJARAH KEBUDAYAAN

M. Halwi Dahlan

Abstract


Abstrak

Ronggeng Bugis adalah salah satu jenis seni tari yang berkembang di Kabupaten dan Kota Cirebon.  Beberapa sumber menyebutkan bahwa tari ini dilahirkan semasa dengan pembentukan Kerajaan Cirebonoleh Sunan Gunung Jati tahun 1482.  Ide lahirnya tari ini adalah sebagai samaran dalam kegiatan memata-matai musuh. Tari yang dimainkan oleh kaum laki-laki ini didandani seperti perempuan dan ditampilkan dalam bentuk sendratari yang mengandung unsur humoris. Kata “bugis” yang melekat pada nama tari ini identik dengan nama salah satu suku bangsa di Pulau Sulawesi bagian selatan selain suku bangsa Makassar, dan Toraja. Kaitan antara Kerajaan Cirebondengan suku Bugis ini adalah adanya klaim bahwa orang-orang bugis telah menjadi bagian dari pasukan telik sandi Cirebonsehingga namanya menjadi Ronggeng Bugis. Masalahnya, dukungan data berupa dokumen tentang keberadaan orang Bugis di Cirebon pada abad XV  tidak ada kecuali oral history, tetapi telah menjadi keyakinan masyarakat setempat terutama kalangan seniman bahwa orang Bugis pernah menjadi anggota pasukan Kerajaan Cirebon.  Tujuan penulisan ini adalah mengungkap peranan orang Bugis diCirebon dengan melakukan perbandingan dengan beberapa peristiwa yang berkaitan dengan “merantaunya” pasukan Bugis.  Metode yang digunakan adalah metode diskriptif analisis sedangkan pemaparan peristiwanya menggunakan metode sejarah.  Hasilnya adalah fakta menarik tentang peranan orang Bugis tersebut.

 

Abstract

Ronggeng Bugis is a kind of dance that was developed in Cirebon. Some sources say that the birth of the dance was contemporaneous with the establishment of the Kingdom of Cirebon by Sunan Gunung Jati in 1486. The purpose of the dance was firstly as a disguise to spy on the enemy. The dancers are men who dressed up in women’s costume and it is performed as sendratari (drama in the form of dance) that contains elements of humor. Ronggeng Bugis is performed by the Bugis troop of the Cirebon Kingdom’s army. Bugis is the name of ethnic group from South Sulawesi, and this is how the dance got its name. The questions are whether the Bugisnese troop had been established at that time and what their contributions were because the Bugisnese had not been migrated to Cirebon until the 17th century whereas the Kingdom of Cirebon had been founded in the 15th century. There is a distance of about 200 years. This study finds that Ronggeng Bugis was not invented contaporaneous with the establishment of the Kingdom of Cirebon but, instead, during the conflict between Trunojoyo dan Amangkurat I of the Kingdom of Mataram. The author describes the invention and development of Rnggeng Bugis based on bibliographic study and interview with the artists.


Keywords


Ronggeng Bugis, Pasukan Bugis, Kerajaan Cirebon, Sejarah, Ronggeng Bugis, Bugisnese troop, The Kingdom of Cirebon, History.

Full Text:

PDF

References


Buku

Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History: A Primer of Historical Method, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Cet. V. Jakarta: UI-Press.

Irianto, Bambang, 2009. Ronggeng Bugis Sebuah Karya Seni Unik. Makalah. Bandung: BPSNT Bandung.

Kartodirdjo, Sartono.1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah. Cet. III. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,

Lubis, Nina Herlina, M.S.,et al. 2000. Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Bandung: Alqaprint Jatinangor.

Mattulada, 2011. Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar Dalam Sejarah. Cetakan I tahun 1982. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Ratna, Nyoman Kutha, 2010. Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Republik Indonesia, 1991. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Internet

anisadwijayanti.blogspot.com/2011/10/sejarah-indonesia.html. Tanggal akses 26 April 2012

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/27/09270086/tatkala.ronggeng.bergulat.dengan.disko. Diakses tanggal 20 Mei 2011.

http://deedde.wordpress.com/2010/10/31/suku-bugis-adat-istiadat. Diakses tanggal 15 April 2012.

http://forum.viva.co.id/sejarah/99077-sejarah-tarian-ronggeng-bugis.html. Tangal akses 6 Agustus 2012.

http://kampungbugis.com/sejarah-suku-bugis-dan-asal-kata-bugis. Diakses 15 April 2011.

http://puslitmas.stsibdg.ac.id/index.php/jurusan-tari/8-tahun-1990/11-tari-ronggeng-bugis-di-kabupaten-cirebon- Tanggal akses 6 Agustus 2012.

http://sejarahcirebon.blogspot.com/-sejarah-acuan-berdirinya-kabupaten.html. Diakses 17 Mei 2011.

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ronggeng-bugis/dest-det.php?id=299〈=id. Tanggal akses 6 Agustus 2012-

Wawancara

Hadi, Elang Komara, 41 tahun. wawancara. 18 Mei 2011. Keraton Kacirebonan No. 74-Cirebon.

Handoyo, 60 tahun. wawancara. 17 Mei 2011. Desa Plumbon Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v4i2.144

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License