TOLERANSI MASYARAKAT MULTI ETNIS DAN MULTIAGAMA DALAM ORGANISASI SUBAK DI BALI

Gusti Ayu Armini

Abstract


Abstrak

Subak merupakan organisasi pertanian di Bali, yang identik dengan masyarakat Bali yang beragama Hindu. Hal ini tidak sepenuhnya benar, sebab organisasi subak di Bali bersifat multietnis dan multiagama. Masyarakat anggota subak bukan hanya masyarakat etnis Bali yang beragama Hindu, tetapi masyarakat etnis lain yang beragama Islam, Budha, Protestan, maupun Katolik. Perbedaan etnis dan agama yang dianut anggota subak mengharuskan adanya sikap toleransi masing-masing etnis dan agama anggota pendukung organisasi subak. Proses toleransi berjalan dengan baik dalam aktivitas subak, sehingga keberadaan lembaga subak tetap ajeg sampai saat ini. Secara khusus, kajian ini bertujuan mendeskripsikan kehidupan multietnis dan multiagama dalam kegiatan subak di Bali. Lebih lanjut, kajian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi bentuk-bentuk adaptasi dan toleransi yang diterapkan pada tataran organisasi yang berbeda etnis dan agama. Dengan harapan, proses toleransi demikian dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam menata kehidupan masyarakat multikultur di Indonesia. Kajian tentang toleransi menerapkan metode kualitatif dipadukan dengan analisis interpretatif.

 

Abstract

Subak is an agricultural organization in Bali, which is identical to the Balinese with its Hindu religion. This is not entirely true, because subak organization is multiethnic and multi-religious. Community members of subak are not only Balinese ethnic with Hindus religion but other ethnic people such as Muslim, Buddhist, Protestant, and Catholic. Ethnic and religious affiliations of members of the subak organitation require tolerance attitude each ethnic and religious members of subak organitation. The process of tolerance goes well in subak activities, so the extention of subak institutions remain until now. This research aims to describe the tolerance of multiethnics and multireligions society in subak organitation. And then, this research expected use to information sources of tolerance forms in multiethnic and multireligion organitation. The process of tolerance had used for reference to life system for multicultural society in Indonesia. This research conducted by qualitative and interpretative analysis approach.


Keywords


etnis, agama, organisasi subak, toleransi, ethnic, religion, subak organization, tolerance.

Full Text:

PDF

References


DAFTAR SUMBER

Armini, I Gusti Ayu. 2002. “Akulturasi Budaya (Islam-Hindu) di Kampung Sindu Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen Karangasem” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Edisi Kedua No.05/II/2002 Tahun 2002. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Denpasar.“Profil Kerukunan Umat beragama di Dusun Angantiga Desa Petang Kabupaten Badung” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Edisi keempatbelas No.14/IV/2004 Tahun 2004. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT. _______. 2006. “Akulturasi Budaya Hindu-Katolik Pada Masyarakat Katolik di Kampung Sindu Desa Ekasari Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Edisi Kduapuluhlima No.25/VI/2006 Tahun 2006. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB,NTT. Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Subak. Denpasar: Kanwil Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Koentjaraningrat.1980. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press. Melalatoa, D. J. 1995. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Patriwirawan SVD, P. 1974. “Sejarah Gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Denpasar” dalam Sejarah Gereja Katolik Indonesia. Jakarta: Bagian Dokumentasi Penerangan Kantor Waligereja Indonesia. Purna, I Made. 2001.

“Budaya Masyarakat Perbatasan (Studi Kasus Desa Pegayaman Buleleng)” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Edisi Kedua No.02/I/2001 Tahun 2001. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Denpasar. Shadily, Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Sirikan, Gora. 1956. Sejarah Balirajya. Naskah stensilan. Suacana, I Wayan Gede. 2005. “Diferensiasi Sosial dan Penguatan Toleransi dalam Masyarakat Multikultural” dalam Jurnal Kajian Budaya No.3 Volume 2 Januari 2005. Denpasar: Program Studi Magister Kajian Budaya Universitas Udayana. Sudarma, I Wayan. 2001 “Kajian Antaretnik dalam Pelaksanaan Upacara Tradisional di Pura Subak Medewi Jembrana” dalam Jurnal Penelitian Sejarah dan Nilai Tradisional Edisi Pertama No.01/I/2001 Tahun 2001. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Denpasar. Sumarta, Ketut. 1992. Subak Inspirasi Manajemen Pembangunan Pertanian. Denpasar: Citra Budaya. Tsang, To Hang. 1979. Sejarah Perintis Penginjilan di Bali. Jakarta: Rev. John Zakariah. Utomo, Sri Saadah. (ed.). 1989. Sistem Subak di Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Wijaya, Nyoman. 2005. “Budaya dan Masyarakat Bali dalam Perspektif Multikulturalisme” dalam Jurnal Kajian Budaya No.3 Volume 2 Januari 2005. Denpasar: Program Studi Magister Kajian Budaya Universitas Udayana.

Zuhdi, Susanto (ed.). 1998.

Sejarah Kebudayaan Bali: Kajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v5i1.152

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License