UPACARA BARITAN PADA MASYARAKAT BETAWI DI JAKARTA TIMUR

Ria Andayani Somantri dan Nina Merlina

Abstract


Abstrak

Penelitian Upacara Baritan pada Masyarakat Betawi di Jakarta Timur (Suatu Kajian tentang Pembentukan Solidaritas) dilakukan untuk menjawab masalah pokok yang dibahas dalam penelitian, yakni tentang bagaimana gambaran mengenai pelaksanaan upacara baritan dan proses pembentukan solidaritas yang terjadi pada masyarakat Betawi di Kampung Setu, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Pelaksanaan upacara tradisional baritan, yang bersifat kolektif di wilayah perkotaan seperti Jakarta yang kental dengan individualistis, merupakan suatu kenyataan yang kontradikif. Dengan alasan itulah, dipandang perlu melakukan penelitian terhadap pelaksanaan upacara baritan dalam kaitannya dengan pembentukan solidaritas pada masyarakat Betawi di Kampung Setu. Metode  penelitian yang digunakan adalah etnografi yang terfokus pada upacara baritan pada masyarakat Betawi di Kampung Setu, Jakarta Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi atau pengamatan, dan wawancara kepada sejumlah informan. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh data yang menggambarkan adanya pembentukan solidaritas melalui upacara tersebut. Sumber solidaritas adalah keyakinan dan kepercayaan masyarakat Betawi di Kampung Setu untuk menghormati leluhur mereka, seperti yang diamanatkan oleh salah satu leluhur mereka, yakni Aris Wisesa. Wujud solidaritas dalam pelaksanaan upacara baritan adalah adanya kesadaran untuk bersama-sama melaksanakan upacara baritan; sumbangan gagasan, tenaga, dan materi yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara baritan, serta kehadiran dalam pelaksanaan upacara baritan.  

 

Abstract

Research on Baritan ceremony was conducted to answer the fundamental question: how the process of Baritan ceremony and solidarity formation that occurs in the Betawi people in Setu Village, District Cipayung, East Jakarta. Baritan traditional ceremony  which is held collectively by a people in urban areas such as Jakarta with a strong individualistic atmosphere, is a something contradictory. For that reason, it is necessary to do research on the implementation of Baritan ceremony. The method used is an ethnographic study that focused on baritan ceremony at Kampung Betawi Setu, East Jakarta. The data collection techniques that used are literature studies, observation, and interviews to a number of informants. Based on the study, we obtained data that describing the formation of solidarity through the ceremony. Solidarity can be formed due to the Betawi people in Setu Village honor their ancestor, as mandated by one of their ancestors, Aris Wisesa. Solidarity form in baritan ceremony is an awareness to jointly implement of Baritan ceremony; contribution of ideas, energy, materials and attendance at the ceremony.


Keywords


upacara, baritan, solidaritas, ceremony, baritan, solidarity.

Full Text:

PDF

References


Makalah

Bustami, Abd. Latif. Teknik Inventarisasi Kepercayaan Komunitas Adat, Makalah dalam Bimbingan Teknis Komunitas Adat, Sumedang, 16-18 November 2011.

Gunawan, Budi. Konsep dan Metode Kajian Kebudayaan, Makalah dalam Bimbingan Teknis Penelitian, Bandung, 27 Februari 2012.

Hidayah, Zulyani. Metodologi Penelitian ”Kepercayaan” Masyarakat, Makalah dalam Penataran Tenaga Teknis Pamong, Jakarta, 2006.

_____. Fenomena Perubahan Nilai dalam Upacara Adat di Indonesia, Makalah dalam Bimbingan Teknis Inventarisasi Komunitas Adat, Cisarua-Bogor, 14-16 Juni 2013.

Kartawinata, Ade Makmur. ”Kajian Etnografi”, Makalah dalam Pembekalan

Teknis Penelitian, Bandung, 28-29 Januari 2014.

Laporan Penelitian

Kartawinata, Ade Makmur, Yuzar Purnama, T. Dibyo Harsono, Iwan Roswandi, Ria Andayani S., Nina Merlina, Hary Ganjar Budiman. 2013.

Kajian Nilai Budaya Lokal Masyarakat Jatigede. Laporan Penelitian. Bandung: BPNB Bandung.

Buku

Geertz, C. 1981. Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Saputra, Yahya Andi dan Nurzain. 2009. Profil Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto (eds). 2005. Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Suyono, Ariyono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akade Mika Pressindo.

Internet

Arisanti, Desiska et al. Teori-teori Emile Durkheim, diakses dari http://www. slideshare.net/oellfauswa/teori-emile-durkheim, Tanggal 15 Juli 2014, Pukul 20.00 WIB.




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/ptj.v6i3.170

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License