Budaya Spritual pada Masyarakat Indramayu (Kajian Sosial Budaya)

Nina Merlina

Abstract


Abstrak
Fenomena ziarah ke tempat-tempat keramat, masih banyak dilakukan di
lingkungan masyarakat. Ziarah ke tempat-tempat keramat merupakan suatu fakta
sosial yang tidak bisa diabaikan, terlepas dari pro dan kontra. Ziarah ke tempat-tempat
keramat sepertinya sudah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi suatu kelompok
masyarakat tertentu, baik itu di lingkungan pedesaan maupun perkotaan. Ziarah ke
tempat-tempat keramat bisa diartikan sebagai kunjungan ke tempat yang dianggap
keramat atau mulia, misalnya; makam, tempat lahirnya seorang tokoh besar, tempat
peninggalan atau patilasan, dan tempat–tempat yang memiliki nilai sejarah spiritual
yang tinggi. Suatu makam dianggap keramat apabila di makam tersebut dimakamkan
seseorang yang dianggap sangat berpengaruh sewaktu masih hidup. Bagi sebagian
masyarakat, makam dan tempat keramat adalah tempat yang baik untuk mencari
berkah. Begitu pula yang terjadi di Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten
Indramayu, menziarahi makam atau tempat keramat, sepertinya sudah menjadi
suatu kebutuhan masyarakatnya. Wilayah Lelea yang dipagari oleh tempat keramat,
memungkinkan sekali bagi masyarakat Lelea untuk selalu menziarahi tempat-tempat
keramat yang ada di lingkungannya. Masyarakat Lelea merasa diawasi kehidupannya
oleh para keramat tersebut. Hal ini disebabkan oleh anggapan di kalangan masyarakat
Lelea, bahwa, di tempat-tempat keramat tersebut bersemayam roh-roh halus para
leluhur atau tokoh yang mempunyai kekuatan-kekuatan di atas kemampuan manusia
biasa. Para leluhur tersebut adalah orang yang sangat berjasa, mempunyai kharisma
dan dimitoskan oleh penduduknya dan dijadikan sebagai panutan. Pada saat-saat
tertentu, di tempat-tempat keramat tersebut, dijadikan sebagai tempat kegiatan ritual
misalnya upacara-upacara persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk
meminta dan memohon segala petunjuk yang harus dilakukan untuk maksud-maksud
tertentu.

Abstract
The people of Desa Lelea in Indramayu have habit to go on a pilgrimage to places
they consider sacred, such as the tomb of sacred person and so on. They think sacred
cemetery has spiritual power and influence their daily life because the person who
was entombed there was a holy person. They also believe that their ancestors have
been living in that cemetery. This research concluded that pilgrimage to sacred places,
either in rural or urban areas, is a social fact that can not be ignored. The pilgrims
think that they can get blessings from those sacred places.


Keywords


Masyarakat Lelea, tempat keramat, ziarah, people of Lelea, sacred place, pilgrimage.

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Dhofier, Zamakhsyari. 1982.

Tradi s i Pe sant ren t entang

Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:

LP3ES.

Koentjaraningrat. 1990.

Kebudayaan, Mentalaitet dan

Pembangunan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. Tim Penyusun.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Cet. Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun. 2006.

Profil Budaya Spiritual (Cirebon,

Subang, Sukabumi, Lampung).

Bandung: BKSNT.

Tim Penyusun. 2005.

Budaya Spiritual Masyarakat

Sunda. Bandung: BKSNT

ht tp: / /bermenschool .wordpres s .

com/2009/03/25/ziarah-kemakam-

keramat-di-kabupatenpandeglang-

banten/

h t t p : / / m u h t o n o . w o r d p r e s s .

com/2010/05/27/menyikapifenomena-

ziarah-makam




DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v3i3.264

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


Patanjala Indexed by :

patanjala google schoolar 

ISSN: 2085-9937 (print)
ISSN: 2598-1242 (online)

 

Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

 Image and video hosting by TinyPicCreative Commons License